Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Banyak Anak Muda Ragu Ambil KPR? Ini Fakta, Alasan, dan Solusinya

15 Juni 2025   20:16 Diperbarui: 15 Juni 2025   20:16 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Mengapa Banyak Anak Muda Ragu Ambil KPR? Ini Fakta, Alasan, dan Solusinya

Di usia 25-35 tahun, banyak orang mulai memikirkan masa depan - termasuk soal rumah. Tapi apakah memiliki rumah masih menjadi prioritas bagi anak muda saat ini? Atau justru Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dianggap sebagai beban yang terlalu berat?

Faktanya, semakin banyak generasi muda yang ragu untuk mengambil KPR. Bukan karena tidak ingin punya rumah, tapi lebih pada realita ekonomi dan gaya hidup yang berubah.

Mari kita coba pahami bersama, mengapa hal ini bisa terjadi, serta apa saja alternatif dan solusi yang bisa dipertimbangkan.

Harga Rumah Naik, Gaji Belum Menyusul

Bayangkan begini: kamu baru saja diterima kerja, gaji pertamamu sekitar Rp 6-7 juta per bulan. Biaya hidup bulanan sudah pasti menyedot sebagian besar dari itu - sewa tempat tinggal, transportasi, makan, asuransi, sampai tabungan.

Lalu tiba-tiba ada iklan apartemen atau rumah subsidi yang menawarkan cicilan KPR sekitar Rp 6-8 juta per bulan. Di luar biaya-biaya tambahan seperti BPHTB, notaris, dan asuransi.

Masalahnya, standar keuangan yang sehat menyarankan agar alokasi untuk tempat tinggal tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan. Dengan gaji Rp 7 juta, idealnya biaya tempat tinggal hanya sekitar Rp 2,1 juta/bulan.

Tapi kenyataannya, harga sewa apartemen studio di Jakarta saja bisa mencapai Rp 4-5 juta per bulan. Apalagi jika harus membayar cicilan KPR.

Jelas sekali, ada kesenjangan besar antara harga rumah dan kemampuan finansial anak muda hari ini.

(olahan qwen 2.1 max, dokpri)
(olahan qwen 2.1 max, dokpri)

KPR Bukan Hanya Cicilan Bulanan

Sering kali, anak muda hanya melihat besaran cicilan bulanan tanpa menyadari adanya biaya tersembunyi dalam proses KPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun