Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Green Building : Solusi Cerdas untuk Kota yang Kian Sesak

28 April 2025   15:11 Diperbarui: 28 April 2025   15:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIbot, dokpri)

Green Building: Solusi Cerdas untuk Kota yang Kian Sesak

Bayangkan kota-kota kita yang kian penuh sesak: gedung-gedung menjulang, udara kian berat, dan ruang hijau makin susut. Urbanisasi melaju kencang, tapi bumi kita cuma satu. Di tengah tantangan ini, green building muncul bak angin segar, menawarkan cara cerdas untuk bikin kota tetap hidup dan nyaman tanpa mengorbankan alam. Dengan desain yang ramah lingkungan, energi hemat, dan nuansa hijau, konsep ini seolah berbisik: "Kita bisa kok, punya kota yang padat tapi tetap asri!"

Tapi, apa iya green building bisa jadi penutup cerita bahagia untuk kota-kota kita? Yuk, kita jalan-jalan bareng menjelajahi potensi, manfaat, dan batu sandungannya, dengan gaya santai tapi tetap serius!

Green Building Itu Apa Sih, Bro?

Green building bukan cuma gedung dengan cat hijau atau taman di atap doang. Ini soal cara kita bikin bangunan yang nggak cuma megah, tapi juga sopan sama lingkungan. Dari awal dibangun sampai nanti dirombak lagi, gedung ini dirancang buat hemat energi, sayang air, dan bikin penghuninya betah. Cocok banget buat kota-kota yang udah penuh macet dan polusi!

  • Intinya Apa? Menurut World Green Building Council, green building adalah bangunan yang dirancang buat ngurangin jejak karbon, pakai standar kayak LEED atau Greenship dari Indonesia.
  • Apa Aja Fiturnya? Pikirkan panel surya, daur ulang air hujan, material yang nggak bikin bumi nangis, plus ventilasi yang bikin udara segar tanpa AC ngamuk.
  • Kenapa Penting? Di kota yang lahan sama energinya seret, green building kayak sahabat yang bantu kita tetep eksis tanpa bikin bumi kelelahan.

Kenapa Kota Kita Butuh Green Building?

Kota-kota kita lagi di ujung tanduk: penduduk makin numpuk, listrik boros, polusi bikin sesak. Tahun 2050, katanya 68% orang bakal tinggal di kota (UN, 2018). Kalau nggak ada solusi cerdas, bisa-bisa kota kita cuma jadi tumpukan beton tanpa nyawa. Nah, green building datang bawa harapan buat bikin kota tetep kece, sehat, dan ramah lingkungan.

  • Kurangi Polusi Karbon: Gedung-gedung biasa nyumbang 39% emisi karbon dunia (IEA, 2020). Green building kayak The Edge di Amsterdam malah bikin energi sendiri, nggak ngandalin bahan bakar fosil. Keren, kan?
  • Bikin Hijau di Tengah Beton: Atap hijau atau dinding tanaman, kayak Bosco Verticale di Milan, bikin kota nggak cuma sejuk, tapi juga bisa nyanyi bareng burung-burung.
  • Bikin Hidup Lebih Enak: Penelitian Harvard (2015) bilang, orang di gedung hijau lebih produktif dan nggak gampang stres. Bayangin kerja sambil hirup udara segar, nggak cuma bau AC!

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Apa Aja Sih Hambatannya?

Jujur, green building ini keren, tapi jalannya nggak selalu mulus. Bayangin aja, bikin gedung yang ramah lingkungan itu kayak ngajak temen pelit buat traktir makan-susah di awal! Dari duit, aturan, sampe lahan, ada aja batu sandungan yang bikin pengembang mikir dua kali.

  • Duit Depan Gede: Panel surya, material daur ulang, itu semua nggak murah. Tapi, USGBC (2018) bilang, dalam jangka panjang, bisa hemat sampe 20%. Investasi, bro, bukan pengeluaran!
  • Aturan Masih Lembek: Di Indonesia, Greenship udah ada, tapi cuma gedung-gedung mewah yang pakai. Pemerintah kudu lebih tegas bikin aturan wajib.
  • Lahan dan Teknologi: Kota kayak Jakarta tuh lahan sempit, bikin atap hijau susah. Plus, teknologi hijau canggih masih jarang, apalagi di daerah.

Cerita Keren dari Penjuru Dunia

Nggak cuma omong doang, beberapa kota udah buktiin green building itu bukan mimpi. Dari Singapura yang super rapi sampe Kopenhagen yang kece, mereka udah jalan di depan, bikin kita pengen nyanyi, "Jakarta, kapan nyusul?"

  • Singapura: Raja Hijau Asia: Lewat Green Mark, gedung kayak CapitaGreen hemat energi 30% dibanding gedung biasa. Atap hijaunya bikin pengen piknik!
  • Jakarta: Mulai Gerak: Menara BCA udah dapet Greenship Platinum, tapi jumlah gedung hijau di Jakarta masih kaya penutup botol di lautan-sedikit banget!
  • Kopenhagen: Kota Impian: Mau netral karbon di 2025, Kopenhagen punya 8 House, gedung yang nyanyi bareng alam, penuh tanaman dan energi terbarukan.

Green Building: Penutup Masalah atau Cuma Pemanis?

Jangan salah, green building punya power besar, tapi nggak bisa jalan sendirian kayak superhero. Biar kota kita beneran hijau, butuh tim solid: pemerintah, pengembang, dan kita sebagai warga. Kalau cuma andalkan gedung hijau tanpa ubah gaya hidup, ya cuma kayak pakai filter Instagram, kelihatan bagus, tapi nggak nyata.

  • Pemerintah Harus All Out: Kasih insentif pajak, bikin aturan ketat, biar pengembang nggak males. Singapura udah buktiin ini works!
  • Pengembang Jangan Pelit: Lihat green building sebagai investasi, bukan beban. Duit awal besar, tapi baliknya lebih gede.
  • Kota Butuh Paket Lengkap: Gedung hijau oke, tapi kalau transportasi masih asap, sampah numpuk, ya percuma. Butuh perencanaan kota yang kece.

Kota Hijau Bukan Mimpi

Green building bukan cuma solusi, tapi juga undangan buat kita semua: mari bikin kota yang nggak cuma padat, tapi juga penuh nyawa. Dari ngurangin polusi, bikin udara segar, sampe hemat duit, manfaatnya nyata. Tantangan ada, tapi kalau Singapura sama Kopenhagen bisa, masa kita nggak? Yuk, mulai dari langkah kecil: dukung gedung hijau, hemat energi, dan ajak temen buat peduli. Kota yang asri, sehat, dan kece bukan cuma mimpi, itu tujuan yang bisa kita gapai bareng!

Sumber Referensi

United Nations. (2018). World Urbanization Prospects: The 2018 Revision. https://population.un.org/wup/
International Energy Agency (IEA). (2020). Global Status Report for Buildings and Construction. https://www.iea.org/reports/global-status-report-for-buildings-and-construction-2020
World Green Building Council. (2021). What is a Green Building?. https://www.worldgbc.org/what-green-building
US Green Building Council. (2018). The Business Case for Green Building. https://www.usgbc.org/resources/business-case-green-building
Allen, J. G., et al. (2015). Green Buildings and Health. Harvard University. https://www.hsph.harvard.edu/news/features/green-buildings-and-health/
Green Building Council Indonesia. (2022). Greenship Rating Tools. https://www.gbcindonesia.org/greenship
City of Copenhagen. (2021). Copenhagen Carbon Neutral by 2025. https://www.c40.org/case-studies/copenhagen-carbon-neutral-by-2025/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun