Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Arah Pastoral dalam Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI, dan Paus Fransiskus

27 April 2025   21:01 Diperbarui: 28 April 2025   10:54 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(take from @ExtremePapist)


 

Ensiklik-ensiklik dari Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI, dan Paus Fransiskus mencerminkan kesinambungan dan perkembangan dalam arah pastoral Gereja Katolik, yang berakar pada iman, kasih, dan pengharapan.

Ketiga paus ini, melalui ajaran-ajaran mereka, menegaskan panggilan Gereja untuk melayani dunia dengan cinta kasih, kebenaran, dan belas kasih, sambil menjawab tantangan zaman mereka masing-masing.

Kali ini, melalui tulisan singkat ini saya mencoba untuk merangkai ensiklik-ensiklik utama mereka untuk menunjukkan harmoni dalam visi pastoral mereka.

 

(take from: @underWashington)
(take from: @underWashington)

Paus Yohanes Paulus II: Fondasi Iman dan Martabat Manusia

Paus Yohanes Paulus II, yang memimpin Gereja dari 1978 hingga 2005, meletakkan dasar pastoral yang kuat melalui ensiklik-ensikliknya yang menekankan martabat manusia dan panggilan universal menuju kekudusan. Dalam Redemptor Hominis (1979), ensiklik pertamanya, ia menegaskan bahwa Kristus adalah pusat kemanusiaan dan bahwa Gereja harus melindungi martabat manusia di tengah ancaman ideologi materialistis dan konsumerisme.

Ia menulis, "Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta... hidupnya tetap tanpa makna, jika cinta tidak diwahyukan kepadanya" (Redemptor Hominis, 10). Fokus ini menjadi benang merah dalam pontifikalnya.

Dalam Centesimus Annus (1991), Yohanes Paulus II mengembangkan ajaran sosial Gereja, menanggapi perubahan dunia pasca-Perang Dingin. Ia menegaskan pentingnya kebebasan ekonomi yang diimbangi dengan keadilan sosial, menolak baik kapitalisme tanpa etika maupun sosialisme yang menekan kebebasan individu. Ensiklik ini menunjukkan visinya untuk sebuah dunia yang menghormati martabat kerja dan solidaritas antarmanusia.

Lalu dalam Evangelium Vitae (1995) ia memperkuat komitmennya terhadap budaya kehidupan, menentang aborsi, eutanasia, dan segala bentuk ancaman terhadap kehidupan manusia. Ia menyerukan Gereja untuk menjadi suara profetik yang melindungi yang lemah dan rentan, sebuah tema yang akan dielaborasi oleh penerusnya.

Arah pastoral Yohanes Paulus II berpusat pada penguatan iman, dialog dengan dunia modern, dan pembelaan martabat manusia sebagai citra Allah.

 

(sumber kompas.com)
(sumber kompas.com)

Paus Benediktus XVI: Kasih dan Kebenaran sebagai Landasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun