Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

E-Waste, Musuh Tersembunyi di Balik Kemajuan Teknologi

15 April 2025   18:26 Diperbarui: 17 April 2025   14:13 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gunungan sampah elektronik. (Sumber: THINKSTOCKS/DZEJDI via kompas.com)

Di era digital yang serba canggih ini, teknologi telah menjadi tulang punggung kehidupan modern. Dari ponsel pintar yang tak pernah lepas dari genggaman hingga laptop yang mendukung pekerjaan sehari-hari, inovasi teknologi terus mendorong manusia menuju kemajuan.

Namun, di balik kilau layar sentuh dan performa perangkat mutakhir, ada ancaman yang sering terabaikan: e-waste atau sampah elektronik. Limbah ini menjadi musuh tersembunyi yang mengintai lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan planet kita.

Apa Itu E-Waste?

E-waste adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perangkat elektronik yang telah usang, rusak, atau tidak lagi digunakan, seperti ponsel, komputer, televisi, baterai, hingga peralatan rumah tangga seperti kulkas dan microwave.

Menurut laporan Global E-waste Monitor 2024, dunia menghasilkan lebih dari 62 juta ton sampah elektronik setiap tahunnya, dan angka ini terus meningkat seiring tingginya permintaan akan gadget baru.

Sampah elektronik bukan sekadar tumpukan barang tak berguna. Banyak perangkat ini mengandung bahan berbahaya seperti timbal, merkuri, kadmium, dan brominated flame retardants yang dapat mencemari tanah, air, dan udara jika tidak dikelola dengan baik. 

Di sisi lain, e-waste juga menyimpan potensi emas -secara harfiah- karena mengandung logam berharga seperti emas, perak, dan tembaga yang bisa didaur ulang.

Mengapa E-Waste Menjadi Masalah?

(ilustrasi: sampah elektronik di sekitar kita, olahan GemAIBot, dokpri)
(ilustrasi: sampah elektronik di sekitar kita, olahan GemAIBot, dokpri)

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, sampah elektronik atau e-waste telah menjadi ancaman global yang sering terabaikan. Ledakan konsumerisme, pengelolaan limbah yang buruk, serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia menjadikan e-waste sebagai masalah serius yang mendesak untuk diatasi.

1. Ledakan Konsumerisme Teknologi

Budaya "upgrade" tahunan mendorong konsumen untuk terus membeli perangkat baru. Perusahaan teknologi sering merancang produk dengan planned obsolescence, yaitu strategi agar perangkat cepat usang, baik karena perangkat lunak yang tidak lagi didukung atau baterai yang sulit diganti. Akibatnya, perangkat lama dibuang, meski masih bisa digunakan.

2. Pengelolaan yang Buruk

Di banyak negara, terutama negara berkembang, sistem pengelolaan e-waste masih minim. Sekitar 80% sampah elektronik dunia berakhir di tempat pembuangan sampah ilegal atau dibakar, melepaskan zat beracun ke lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun