Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

[humorpagi]: Si Lurah dan Koruptor Antar-Waktu

27 Februari 2025   07:46 Diperbarui: 27 Februari 2025   07:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(superman mengejar koruptor ke Antartika, olahan qwen 2.5 max. dokpri)

Si Lurah dan Koruptor Antar-Waktu

Kalau janji itu es, aku akan ke Antartika.
Mengejar koruptor berdasi, yang kabur pakai jet pribadi.
Di sana kutemukan mereka, di tengah badai salju dingin menusuk tulang.
Tapi tunggu dulu... apa ini? Es mencair jadi kata maaf dan ampunan!
Antartika pun lenyap, berganti kursi antara kita.
Janji tinggal janji, es tinggal air, koruptor pun tersenyum lebar.

Pak Kojo adalah seorang lurah baru terpilih di Desa Sumberrejeki. Saat kampanye, dia seperti superhero anti-korupsi. Dengan semangat membara bak pahlawan super, dia berjanji akan mengejar para koruptor sampai ke ujung dunia bahkan hingga ke Antartika jika perlu! Warga Desa Sumberrejeki pun heboh mendengarnya. Mereka membayangkan Pak Kojo meluncur dengan kostum mirip Superman, melempar jaring raksasa untuk menangkap para koruptor di atas lapisan es.

Namun, setelah resmi dilantik, sikap Pak Kojo mulai berubah. Suaranya tak lagi berapi-api, tapi lebih lembut dari kapas basah. Pada suatu sore, dia menerima tamu istimewa: Pak Broto, seorang mantan bendahara RT yang ketahuan menggelapkan kas arisan ibu-ibu PKK senilai Rp2 juta. Alih-alih marah besar, Pak Kojo malah menyuguhkan teh hangat dan kue nastar kesukaannya.

"Pak Broto," kata Pak Kojo dengan nada bijak sambil membenarkan dasinya, "saya tahu Anda pasti punya alasan kenapa melakukan ini. Mungkin tekanan hidup, atau mungkin karena harga cabai sedang naik drastis?"

Pak Broto hanya bisa manggut-manggut, meski bingung harus menjawab apa.

"Begini saja," lanjut Pak Kojo santai, "kalau Bapak mau mengembalikan uangnya dalam waktu dekat, saya yakin kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kata kerennya, 'berhenti di antara kita.'"

Mendengar itu, Pak Broto langsung merogoh sakunya, mengeluarkan dua lembar seratus ribuan hasil tabungan mingguan, dan menyerahkannya kepada Pak Kojo.

"Nah, begitu dong!" seru Pak Kojo puas. "Ini contoh warga yang baik. Sekarang, mari kita tutup buku. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa."

Keesokan harinya, warga ramai membicarakan insiden tersebut. Ada yang geli, ada juga yang geleng-geleng kepala. Salah satu warga bernama Bu Niti berkomentar, "Waduh, katanya mau ngejar koruptor sampai Antartika. Eh, dapatnya cuma di kursi antara kita. Gak usah beli jaket tebal, cukup bawa amplop doang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun