Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning dan Resiliensi: Kunci Sukses Guru SMK Kesehatan dalam Menghadapi Tantangan Era Modern

19 Februari 2025   22:50 Diperbarui: 19 Februari 2025   22:50 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(merayakan ulang tahun teman guru bisa menjadi bagian dari proses resiliensi, menumbuhkan kesetiakawanan, foto: Pak Gho)

Deep Learning dan Resiliensi: Kunci Sukses Guru SMK Kesehatan dalam Menghadapi Tantangan Era Modern

Di tengah dinamika dunia pendidikan dan kesehatan yang semakin kompleks, para guru SMK Kesehatan Binatama menunjukkan komitmen luar biasa dengan menggelar workshop bertajuk Deep Learning dan Resiliensi dengan pematerinya Pak Galang, wakasek kurikulum. Tahun lalu, hampir sepanjang September-November, para guru hampir setiap hari mengikuti berbagai workshop baik yang berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme seorang guru maupun berkaitan dengan strategi pembelajaran --yang siap pakai- bagi dan bersama para siswa. Lalu awal tahun ini, para guru mulai isi energi diri lagi baik melalui pembicara dari luar maupun oleh wakasek kurikulum.

Dua konsep di atas (deep learning dan resiliensi) bukan sekadar teori, melainkan alat penting untuk mempersiapkan siswa -terutama di jurusan Keperawatan dan Farmasi- menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Bagaimana kedua konsep ini saling terkait? Dan bagaimana mereka diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari? Mari kita telusuri lebih dalam.

Apa Itu Deep Learning?

Deep Learning sering kali diasosiasikan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi dalam konteks pendidikan, istilah ini merujuk pada proses belajar yang mendalam dan bermakna. Bukan hanya tentang menghafal informasi, tetapi juga memahami konsep secara holistik, menghubungkannya dengan pengalaman nyata, serta menerapkannya dalam situasi baru.

Bagi guru SMK Kesehatan, deep learning menjadi sangat relevan karena siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori medis, tetapi juga harus siap menghadapi pasien dengan berbagai kondisi unik. Misalnya, seorang siswa jurusan Keperawatan harus memahami bagaimana cara memberikan pertolongan pertama kepada pasien trauma psikologis, sementara siswa jurusan Farmasi perlu mempelajari interaksi obat-obatan secara mendalam agar dapat memberikan rekomendasi yang aman bagi pasien.

Dengan pendekatan deep learning , guru membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif; keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan yang penuh ketidakpastian.

Apa Itu Resiliensi?

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari kesulitan, menghadapi tantangan dengan sikap positif, dan tetap teguh meskipun mengalami kegagalan atau tekanan. Dalam dunia kesehatan, resiliensi menjadi aset penting bagi tenaga medis, termasuk perawat dan apoteker. Mereka sering kali berhadapan dengan situasi stres tinggi, seperti menangani pasien kritis, menghadapi keluarga yang cemas, atau bekerja dalam lingkungan yang penuh tekanan waktu.

Melalui workshop ini, para guru diajak untuk memahami pentingnya resiliensi dalam diri mereka sendiri sebagai pendidik, serta bagaimana menanamkan nilai-nilai ini kepada siswa. Salah satu metode yang digunakan adalah membuat River of Life : sebuah visualisasi metaforis yang menggambarkan perjalanan hidup seseorang, lengkap dengan momen-momen menyedihkan dan membahagiakan.

Makna River of Life dalam Memahami Resiliensi

River of Life adalah alat refleksi yang kuat untuk memahami bagaimana individu melewati masa sulit dan tetap bertahan. Para guru diminta untuk mengidentifikasi tiga pengalaman paling menyedihkan dan tiga momen paling membahagiakan dalam hidup mereka. Dari sini, mereka bisa melihat pola bagaimana mereka berhasil melewati masa-masa sulit tersebut.

Hubungannya dengan resiliensi sangat jelas: setiap orang memiliki "batu karang" dalam sungai kehidupannya, tetapi yang membedakan adalah bagaimana mereka menghadapinya. Apakah mereka tersandung dan berhenti? Ataukah mereka belajar untuk mengalihkan arus dan terus melaju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun