Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Raja yang Tak Mau Pensiun

16 Februari 2025   10:35 Diperbarui: 16 Februari 2025   10:35 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Raja yang Tak Mau Pensiun

Di kerajaan Negeri Mantan, hiduplah seorang mantan raja bernama Baginda Lupa Turun Takhta. Dulu, ia berkuasa selama bertahun-tahun, penuh kontroversi, janji-janji yang lebih manis dari madu (tapi sering jadi racun), serta proyek-proyek aneh yang entah manfaatnya buat rakyat atau cuma buat kantongnya sendiri. Namun, suatu hari rakyat bosan dan akhirnya memilih raja baru.

Tapi ada satu masalah... Baginda Lupa Turun Takhta tidak benar-benar merasa dirinya lengser.

Setiap hari, ia tetap mengenakan jubah kebesarannya, mahkotanya masih bersinar (walaupun ternyata itu replika karena yang asli sudah disita untuk membayar utang kerajaan). Setiap pagi, ia mengundang awak media ke istananya -eh, maksudnya rumah pribadinya yang lebih megah dari istana- untuk meliput kegiatannya yang luar biasa tidak penting bagi rakyat.

Hari Senin, ia mengadakan konferensi pers tentang cara makan bubur yang benar: diaduk atau tidak diaduk. "Ini bukan sekadar bubur, ini filosofi kehidupan!" katanya sambil tersenyum bijak, padahal sebagian besar rakyat masih bingung bagaimana cara melunasi pajak yang dulu ia buat semasa berkuasa.

Hari Selasa, ia tampil dalam acara talk show untuk membahas "kehebatan kepemimpinannya" dan bagaimana rakyat seharusnya lebih menghargainya. "Saya ini masih bagian dari sejarah besar kerajaan ini," katanya dengan penuh percaya diri, meskipun sejarah yang dimaksud lebih banyak berisi skandal dan proyek mangkrak.

Hari Rabu, ia mengadakan upacara peresmian kolam renang pribadinya, lengkap dengan pengguntingan pita dan pidato panjang lebar tentang "kemajuan peradaban air di Negeri Mantan." Para wartawan hanya bisa mengangguk-angguk sambil menahan tawa.

Tak cukup dengan itu, setiap minggu ia selalu mengumumkan "inisiatif besar" untuk kerajaan yang sudah tidak ia pimpin lagi. Pernah suatu kali ia mendeklarasikan Gerakan Nasional Tersenyum Paksa, agar rakyat terlihat bahagia di tengah segala peninggalan ekonominya yang amburadul.

Rakyat pun memberinya berbagai julukan:
Raja Gila Berita karena hampir setiap hari masuk media dengan berita yang tidak relevan.
Sang Maharaja Gila Hormat, karena masih ingin diperlakukan seperti raja meskipun sudah tak punya kuasa.
Sultan Basa-Basi, karena selalu bicara panjang lebar tapi isinya hanya angin lewat.

Namun, satu hal yang membuat rakyat tetap menyimaknya adalah... sindiran yang dilemparkannya ke penguasa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun