Pemberontakan Barang yang Tak Pernah Dibeli Saat Lebaran
Di rumah yang sederhana di pinggiran kota itu, ada lemari pakaian tua bernama Pak Lem. Ia tinggal berdampingan dengan Kulkas Si Dingin, Rak Buku Nyonya Debu, dan Karpet Tuan Bolong. Mereka semua hidup damai, kecuali saat Ramadhan tiba.
Setiap tahun, keluarga pemilik rumah itu selalu memborong barang-barang baru menjelang Lebaran. Namun, hanya beberapa dari mereka yang beruntung mendapatkan "teman baru". Sementara yang lain? Hanya bisa iri melihat tetangga baru bersinar-sinar di sudut ruangan.
Suatu sore, Pak Lem tak tahan lagi. Ia mengumpulkan teman-temannya untuk rapat darurat.
"Kenapa kita selalu dilupakan?" keluh Pak Lem sambil menyeka debu dari pintunya. "Tahun lalu, mereka beli dua baju baru buat anak-anak, tapi aku? Masih begini-begini saja! Bahkan resletingku sudah macet sejak 2018!"
Kulkas Si Dingin angkat bicara, "Jangan ngomong sama aku soal ini. Aku juga kesal. Setiap Lebaran, mereka beli blender baru atau microwave canggih. Sedangkan aku? Tetap jadi satu-satunya kulkas yang bunyinya kayak truk mogok."
Nyonya Debu, rak buku yang jarang disentuh, ikut nimbrung. "Kalau aku sih sudah pasrah. Mungkin mereka pikir buku cuma bakal jadi tempat sarang laba-laba. Padahal, aku pengen banget punya novel bestseller baru sebagai penghuni. Biar sedikit intelek gitu..."
Namun, yang paling murka adalah Tuan Bolong, si karpet tua. "Aku udah bolong-bolong gini, tapi mereka malah beli sajadah mewah buat tamu. Hello?! Tamu nggak tidur di lantai, kan?"
Tiba-tiba, suara decitan pintu terdengar. Keluarga pemilik rumah pulang membawa tas belanjaan besar. Semua barang langsung tegang menanti siapa yang akan mendapat pengganti.
Dan... ternyata mereka hanya beli lampu hias LED!