Ketika Kegalauan Menghampiri dalam Perjalanan Akademik
Di balik setiap perjuangan akademik, selalu ada rintangan yang menghadang. Tidak semua mahasiswa datang dengan bekal kesiapan mental yang sama. Ada yang tumbuh di lingkungan penuh persaingan, ada pula yang harus menyesuaikan diri dengan tantangan baru di kota besar. Namun, yang membedakan bukanlah latar belakang, melainkan daya juang.
Semester genap belum mulai, salah satu keponakan mengirim pesan lewat WA meminta dukungan doa karena dia mengalami kendala dalam mata kuliah. Spontan saya memintanya untuk sabar, fokus dan jangan lupa berdoa. Diskusikan dengan dosen wali atau pembimbing. Malamnya masalah teratasi. Ternyata kendalanya berupa kuota KKN yang sudah penuh, tetapi setelah henin g sejenak dan refleksikan sumber kemacetan akhirnya bisa ditemukan jalan keluar dan diperbolehkan ikut KKN.
Kegalauan adalah Hal Wajar
Merasa ragu, khawatir, atau bahkan takut dalam menjalani perkuliahan adalah sesuatu yang normal. Setiap mahasiswa pasti pernah mengalaminya, terutama ketika menghadapi mata kuliah yang sulit atau lingkungan yang terasa asing. Namun, kegalauan ini bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan dihadapi dengan bijak.
Banyak mahasiswa merasa bahwa mereka sendirian dalam menghadapi masalah akademik. Padahal, perasaan ini dialami oleh banyak orang, hanya saja tidak semua berani untuk mengungkapkannya. Berbagi pengalaman dengan teman atau mentor dapat membantu mengurangi tekanan dan memberikan pandangan baru tentang cara mengatasi tantangan tersebut.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa kegalauan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bagian dari proses pembelajaran. Saat menghadapi kesulitan, seseorang memiliki kesempatan untuk melatih ketahanan mental dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola stres. Dengan demikian, kegalauan dapat menjadi batu loncatan menuju pertumbuhan pribadi dan akademik.
Memahami Akar Permasalahan
Ketika kegalauan muncul, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami penyebabnya. Apakah kendala berasal dari kesulitan memahami materi? Kurangnya rasa percaya diri dalam bersaing dengan teman-teman? Ataukah karena tekanan dari ekspektasi diri sendiri atau keluarga? Dengan mengenali akar masalah, kita bisa menentukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Sering kali, mahasiswa merasa terbebani karena takut gagal atau tidak memenuhi standar tertentu. Perasaan ini dapat berasal dari pengalaman masa lalu atau pengaruh lingkungan sekitar. Mengubah pola pikir dan melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dapat membantu mengurangi beban tersebut.
Selain itu, mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri sangatlah penting. Dengan menyadari aspek yang perlu diperbaiki, mahasiswa dapat mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kemampuannya. Menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing juga bisa menjadi cara efektif dalam mengatasi kesulitan akademik.