Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dipanggil Untuk Menjadi Saksi

9 Februari 2025   07:00 Diperbarui: 9 Februari 2025   05:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan Qwen 2.5 max, dokpri)

Dipanggil untuk Menjadi Saksi 

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita sering kali merasa kecil dan tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, bacaan-bacaan Minggu Biasa Kelima ini (Minggu, 9 Februari 2025) mengingatkan kita bahwa Allah memanggil kita, bukan karena kesempurnaan kita, melainkan karena kasih-Nya yang besar. Melalui Yesaya, Paulus, dan Petrus, kita diajak untuk merenungkan panggilan kita sebagai umat Katolik yang dipilih untuk menjadi saksi kasih Allah di dunia ini.

Dalam bacaan pertama (Yesaya 6:1-2a,3-8), Nabi Yesaya mengalami penglihatan akan kemuliaan Allah di Bait Suci. Ia merasa tidak layak, tetapi setelah diutus oleh Allah, ia menjawab, "Ini aku, utuslah aku!" Pengalaman Yesaya mengajarkan kita bahwa panggilan Allah sering kali datang saat kita merasa tidak mampu. Namun, dengan rahmat-Nya, kita dimampukan untuk menjawab panggilan itu.

Bacaan kedua (1 Korintus 15:3-8.11) mengingatkan kita akan inti iman kita: kebangkitan Yesus. Paulus menegaskan bahwa kebangkitan Kristus adalah dasar dari keselamatan kita. Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk mewartakan kabar gembira ini kepada dunia, meskipun tantangan dan keraguan mungkin menghadang. Iman kita bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk dibagikan kepada orang lain.

Lalu dalam Injil (Lukas 5:1-11), kita melihat bagaimana Petrus dan murid-murid lainnya dipanggil oleh Yesus setelah mengalami mukjizat penangkapan ikan. Meskipun Petrus merasa tidak layak, Yesus meyakinkannya, "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Panggilan ini relevan bagi kita hari ini. Di tengah kesibukan dan ketidakpastian, kita dipanggil untuk menjadi "penjala manusia," membawa orang lain kepada Kristus melalui kasih dan pelayanan kita.

Relevansi bagi Kehidupan Umat Katolik Dewasa Ini

Di dunia yang penuh dengan ketidakadilan, keserakahan, dan keterasingan, panggilan kita sebagai umat Katolik adalah menjadi terang dan garam dunia. Kita dipanggil untuk menghadirkan kasih Allah melalui tindakan nyata: melayani yang miskin, membela yang lemah, dan mewartakan harapan di tengah keputusasaan.

Seperti Yesaya, Paulus, dan Petrus, kita pun dipanggil untuk berkata, "Ini aku, utuslah aku!" Marilah kita menjawab panggilan itu dengan penuh keberanian dan iman, karena melalui kita, dunia dapat mengalami kasih Allah yang menyelamatkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun