Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Terang di Tengah Kegelapan

27 Oktober 2024   08:14 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:21 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(hasil olahan GemAIBot)

Melihat Terang di Tengah Kegelapan

Bacaan Pertama pada hari Minggu Biasa XXX diambil dari Yeremia 31:7-9:

31:7 Beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! 
31:8 Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! 
31:9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. 

Bacaan di atas menggambarkan janji Tuhan yang membawa penghiburan bagi umat-Nya. Dalam Yeremia ini, Tuhan berjanji untuk mengumpulkan kembali bangsa Israel dari pembuangan, membawa mereka dari tempat-tempat jauh, termasuk mereka yang terluka dan cacat. Dalam konteks zaman sekarang, kita dapat menarik beberapa makna menarik dari bacaan ini, terutama ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak orang yang, meskipun tidak buta secara fisik, masih kesulitan melihat kebenaran dan kebaikan.

Ada tiga poin renungan yang dapat kita maknai bersama, Pertama, Penghiburan dan Pemulihan Bagi yang Terluka. Yeremia menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang membawa kembali umat-Nya yang tersesat dan terluka, termasuk yang buta dan lumpuh. Ini adalah gambaran tentang penghiburan dan pemulihan. Dalam situasi saat ini, kita melihat banyak orang yang "terluka" bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional dan spiritual. Meski mata mereka terbuka, mereka tidak dapat melihat harapan dan kebaikan di sekitarnya karena dipenuhi keputusasaan, konflik, dan ketidakadilan. Janji Tuhan dalam bacaan ini menjadi pengingat bahwa Tuhan tetap peduli dan siap memulihkan mereka yang terpinggirkan dan merasa hancur.

Bagaimana kita, sebagai umat beriman, dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam membawa penghiburan dan harapan bagi mereka yang merasa "buta" terhadap kebenaran dan kebaikan? Apakah kita cukup peka untuk melihat orang-orang di sekitar kita yang memerlukan penghiburan dan kehadiran kita?

Kedua, Perjalanan dari Kegelapan Menuju Terang. Dalam bacaan ini, Tuhan menjanjikan bimbingan untuk umat-Nya melewati jalan yang tidak pernah mereka lalui sebelumnya. Ini bisa dianalogikan dengan situasi saat ini ketika banyak orang merasa bingung, tersesat, dan tidak tahu harus ke mana. Meski mereka tidak buta secara fisik, "penglihatan" rohani dan moral mereka menjadi kabur karena terjebak dalam berbagai nilai-nilai yang menyesatkan, informasi yang salah, dan kebingungan sosial.

Tuhan memanggil kita untuk keluar dari "kegelapan" pemikiran yang salah dan menuju "terang" kebijaksanaan dan kasih. Apakah kita siap untuk dibimbing oleh Tuhan, bahkan di saat kita merasa tidak yakin dengan arah hidup kita? Bagaimana kita dapat membantu sesama kita menemukan "jalan yang lurus" di tengah kegelapan zaman ini?

Ketiga, Keberanian untuk Melangkah Meski dengan Keterbatasan. Tuhan tidak hanya membawa orang yang sehat dan kuat, tetapi juga mereka yang cacat, buta, dan lemah. Ini menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalangi kasih Tuhan. Di dunia yang menuntut kesempurnaan dan keberhasilan, banyak orang merasa tidak cukup baik atau "tidak layak" karena kelemahan mereka. Namun, Tuhan menunjukkan bahwa kasih dan penyertaan-Nya melampaui keterbatasan manusia.

Apakah kita terkadang merasa "buta" dan tidak dapat melihat potensi diri kita sendiri karena fokus pada kekurangan kita? Bacaan ini mengundang kita untuk percaya bahwa, meski dengan segala keterbatasan, Tuhan tetap memanggil kita untuk melangkah dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.

Melalui Yeremia 31:7-9 ini, Tuhan menegaskan janji-Nya untuk menyertai dan memulihkan umat-Nya. Mari kita terbuka pada bimbingan-Nya dan menjadi pribadi yang peka terhadap kebenaran dan kebaikan, bahkan di tengah dunia yang semakin kabur memandang nilai-nilai luhur. Tuhan memanggil kita untuk bangkit dari kegelapan dan menolong sesama menemukan terang harapan yang sejati.

Selamat Hari Minggu untuk kita semua

Salam dari Kaki Merapi, 27 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun