Mohon tunggu...
Alfred Anwar
Alfred Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis adalah seorang pengajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menggapai Merapi....

26 Agustus 2022   00:43 Diperbarui: 26 Agustus 2022   00:50 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Senja udah hampir berlalu, namun matahari masih menyinari di ufuk barat dengan warna kemerahan. Kami baru saja turun dari atas mobil. Mobil bus yang membawa kami dari kota Padang. Sesekali aku memandangi wajah-wajah temanku. 

Mereka kelihatan senang sekali. Tapi aku tak tahu apa isi hati mereka. Mungkin mereka senang, karena sebentar lagi akan menaklukkan puncak Merapi, atau ada juga karena biasanya kami pergi hanya dengan kawan-kawan laki-laki aja sekarang ada kawan perempuan yang ingin ikut mendaki. 

Ada  juga teman laki-laki itu yang pertama kali mencoba mendaki gunung. Sebelum mendaki ini, aku sudah peringatkan ama teman-temanku itu, bahwa kita ini bukan pergi untuk hura-hura, kita bukan pergi untuk pesta pora dan dansa-dansa. Tempat yang akan kita lalui ini adalah hutan belantara.. 

Ini khusus untuk kalian yang pertama kali masuk hutan. Makhluk Allah ini bukan cuma manusia saja. Ada hewan dan ada tumbuh-tumbuhan. Mereka juga makhluk hidup sama seperti kita. Disamping makhluk kasar, ciptaan Tuhan juga ada makhluk halus. Mereka juga tak ingin di ganggu. 

Nah itu nanti yang akan kita lewati di hutan belantara tersebut. Aku harap teman-teman yang perempuan yang ikut ini, gak ada yang pacaran dengan teman-teman cowok yang ikut nanti. Walaupun tak ada larangannya tapi tuk jaga-jaga aja. Soalnya yang pacaran rentan tuk digangguin makhluk halus nanti disana.
 
Beberapa selang kemudian, terdengar suara azan magrib dikumandangkan di masjid. Tanpa di komandoi, kami yang jumlahnya waktu itu sebelas orang dengan 4 orang perempuan dan 7 orang laki-laki, langsung berangkat ke masjid yang tak jauh dari lokasi tempat kami turun dari Bus tadi. 

Setelah selesai menunaikan kewajiban, kami berkumpul di luar masjid untuk ngobrol-ngobrol sejenak menyusun strategi dan rencana. Maka di putuskanlah untuk makan dulu bersama di kedai nasi yang tak jauh dari masjid tersebut sampai nanti sholat isya berkumpul lagi di halaman mesjid ini.
 
Kira-kita jam 20.00 Wib, kami udah berkumpul lagi di halaman masjid setelah melakukan sholat isya berjamaah. Disanalah kami pengecek persiapan, termasuk bekal dan peralatan yang udah di bawa dari Padang. 

Air minum harus di taruh di luar ransel, dan air ini harus dilebihkan. Kita belum tahu kalau di puncak sana ada orang yang menjual air minum. 

Roti dan sejenisnya yang nanti bisa mengganjal perut disaat lapar juga disiapkan. Kira-kira sekitar jam 21.00Wib atau 9 malam, barulah kami memulai melangkahkan kaki untuk menaklukkan gunung Merapi yang berada di Padang Panjang ini.
 
Dengan bermodalkan beberapa buah senter, kami menelusuri jalan setapak untuk melakukan pendakian. Karena kebetulan hari ini hari Sabtu, banyak orang yang melakukan pendakian. Rasa kekeluargaan saat melakukan pendakian itu begitu terasa. Antara rombongan pendaki yang satu dengan yang lainnya saling tegur sapa, ramah. Kalau ada yang mendahului, pasti selalu minta izin.
 
Melakukan perjalanan malam ini memang tidak seindah perjalan di waktu siang, dimana kita bisa melihat keindahan alam. Sedangkan berjalan di waktu malam hanya menatap ke depan melihat jalan. Sesekali tengok kebelakang melihat teman.
 
Malam semakin larut, semakin naik ke pinggang gunung semakin terasa terjal pendakian. Terkadang melewati akar kayu yang besar, yang harus bekerja sama dengan team. Bagi yang sudah sampai di atas harus menarik teman yang akan naik. 

Sedangkan bagi kawan yang terakhir, apabila ada kelompok lain yang akan naik, harus membantu juga orang yang pertamanya di kelompok lain itu. Begitulah seterusnya.
 
Pendakian ini memang butuh tenaga ekstra, herannya rekan-rekan yang cewek belum ada terdengar keluhan seperti kecapek an. Terkadang ya.. berhenti sebentar, minum .. wajarlah.. ada yang ngemil sambil membuka tas ransel ngambil roti. 

Setelah itu melanjutkan kembali perjalanan. Kalau terlalu lama berhenti, akan susah untuk memulai lagi pendakiannya, dan juga akan terasa dingin menusuk ke tulang.
 
Tidak terasa, jam di tangan sudah menunjukkan jam 3 pagi. Sedikit lagi, akan sampai ke cadas gunung. Dimana cadas itu adalah bagian puncak gunung yang tidak ditumbuhi pepohonan lagi. 

Berarti hanya bebatuan. Dan disana pendakian dibutuhkan ekstra hati-hati karena ada batu-batu lepas. Bila pendaki yang di atas sempat menjatuhkan batu ke bawah, akan celakalah pendaki yang di bawah menerima timpukan batu tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun