Tak mungkin ada yang menjadi sebab, sehingga memunculkan akibat. Inilah hukum sebab akibat, yang sangat mempengaruhi cara pandang dan cara pikir banyak orang. Sehingga orang melihat dan memahami sesuatu akibat langsung merespons pada sesuatu sebab. Walau terkadang sebab yang dikatakan itu belum tentu benar. Karena sebab yang dikatakan itu "katanya".
Sampai disini, mendengar, melihat, dan merasakan sunyi, diperlukan kepekaan, kata Russell. Tanpa kepekaan, kita hanya mendengar, merasakan dan melihat fenomena. Begitu gampang kita akan terjerumus dalam fenomenisme. Jadi, fenomena yang semacam direkonstruksikan dengan lapisan noumena, substansil dan esensil, harus dibongkar untuk menemukan sebab, noumena. Sehingga dinamika berpikir selalu saja memiliki dasar sebuah pengetahuan. Dan karena itu, pengetahuan harus menjadi pembimbing kita mencapai kebenaran yaitu mendengar sunyi dari berbunyi. ***
Pangkalpinang, 4 Desember 2021 (11.43 wib)