Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sistem Muson, Berdampak Hari Tanpa Hujan

3 September 2021   15:07 Diperbarui: 6 September 2021   16:43 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Pantai Takari Air Anyir Bangka (14/4/2020)

Hari tanpa hujan, telah menjadi sesuatu masa dimana akan dialami oleh warga masyarakat yang berada di daerah tropis. Daerah tropis merupahkan wilayah-wilayah yang berada di antara garis khatulistiwa. Indonesia masuk dalam wilayah ini. 

Hari tanpa hujan merupahkan dampak dari sistem muson. Sebuah sistem periodek dimana pada musim-musim tertentu terjadi perubahan angin. Angin kencang dan kuat serta memiliki kecepatan yang sama ini berhembus dari Australia Timur Laut membawa suhu panas yang luar sehingga menembus uapan air Samudra Hindia. 

Wilayah Indonesia akan berdampak panas, kering, dan hari-hari tanpa hujan. Namun, sebelum wilayah Indonesia mengalami ini, berdasarkan rilisan Kompas (2/9/2021), didahului dengan turun hujan dengan skala besar tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama.

Sebagai warga masyarakat Indonesia, hari tanpa hujan sudah sering mengalaminya. Hari-hari ini wilayah Kepulauan Bangka Belitung, terkhusus Kota Pangkalpinang hampir setiap hari diguyur hujan lebat. Anehnya tanpa petir yang tidak biasa terjadi. Karena itu, memang harus perlu disiapkan mental untuk menghadapi musim hari tanpa hujan.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, musim keramau selalu membawa dampak yang khas. Pertama, hari tanpa hujan. Hari tanpa hujan akan berakibat pada kekeringan. Kekeringan akan menyebabkan rumput-rumput akan mati. Hanya tanah tandus yang dapat dilihat. 

Kedua, hari tanpa hujan akan dirasakan oleh warga masyarakat dengan suhu yang begitu panas. Suhu panas di Kota Pangkalpinang, mungkin berbeda dengan kota-kota atau tempat lain. Panasnya terasa ngengat dan tanpa keringat. Panas terasa didalam rumah, walaupun AC dihidupkan. Panas di luar rumah apalagi. Suhu panas begitu terik inilah yang mendorong banyak warga untuk pergi jalan-jalan di pantai, ketika hari libur atau hari minggu.

Ketiga, Musim panas akan membawa dampak pada kekeringan/kekurangan debet air. Air kebutuhan vital warga. Karena itu, biasanya ketika musim kering tiba, orang Bangka Belitung memiliki kesempatan untuk memperbaiki sumur atau air bor. 

Diperbaiki dengan cara mengebor lebih dalam atau mencari mata lain baru untuk dibor tambah dalam lagi. Ataukah menggali sumur lebih dalam lagi. Hal ini untuk mengantisipasi musim kering berikutnya, supaya debet air tetap konstan/tetap stabil.

Debet air kini semakin berkurang tidak hanya secara alamiah. tetapi juga sebagai dampak dari kehadiran kebun sawit yang kini ada dimana-mana dan sangat luas. Sehingga kekurangan debet air ini seakan-akan diperparah lagi ketika datang musim keringini.

Antisipasi jarak jauh untuk menanggulangi musim kering secara periodik ini, semestinya harus diperangi baik kesadaran sendiri, keluarga maupun komunitas-komunitas yang hidup dalam daerah tropis ini. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, antisipasi yang telah diambil ialah dengan cara menanam pohon sebanyak mungkin di halaman rumah. Menanam pohon baik pohon yang bisa menghasilkan buah maupun pohon kecil berupa bunga-bungaan. Menanam pohon ini sebagai langkah praktis.

Antisipasi pribadi berikutnya ialah membersihkan pohon-pohon lama yang sudah ditanam sehingga kelihatan rapih dan tidak membawa dampak buruk ketika tiba angin muson, atau angin kencang. 

Selain itu, langkah praktis yang perlu diambil adalah merawat dan membiarkan rumput-rumput di halaman tetap tumbuh. Rumput-rumput itu sebagai penahan panas sekaligus resapan air sebagai cadangan dan melindungi hewan-hewan kecil yang ada dalam tanah. 

Pengalaman lain yang tidak lazim dan belum pernah dilakukan, tetapi mendapat sharing masukan dalam teman-teman seperjalanan ialah membuat eco ensim dalam rumah tangga. 

Kata teman-teman, eco enzim sangat membantu kelembahan, mampu mengubah situasi, mampu memberikan sedikit kesejukan dan hawa baru yang adem. Katanya, eco enzim sederhana dalam pembuatan. Sederhana juga bahan-bahan yang dipakai. Bahan-bahan justru ada disekitar kita, bahan-bahan organik sisa olahan rumah tangga. 

Sharing atau masukan yang bagus inilah yang akan dicoba. Karena eco enzim jika dibuat dan dipakai dalam rumah tangga akan membawa dampak positif baik bagi keluarga,lingkungan sekitar. Yang baik ini kalau semua kita menjalankan, katanya akan membawa dampak lebih luas bagi warga masyarakat pada umumnya.

Dan akhir, hari tanpa hujan, melatih kita untuk menjaga alam sekitar dengan berbagai cara yang harus dilakukan. Juga hari tanpa hujan mendorong warga masyarakat termasuk saya, untuk menempuh cara baru menghormat alam, menerima situasi musim yang berubah secara periodik, dan lebih jauh dari itu mengajak kita semua untuk menjaga "rumah bersama" Bumi ini.

Pangkalpinang, 3 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun