Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merdeka dari Hubungan Tanpa Status, Kok Bisa Ya?

19 Agustus 2021   15:20 Diperbarui: 19 Agustus 2021   15:32 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Dralexandrasolomon 

Disinilah realitas akan menerima diri sendiri dan diri sendiri pun menerima realitas secara otentik. Diri sendiri yang terbuka menerima realitas apa adanya, akan melahirkan otonomi diri yang senantiasa menyikapi diri sendiri dan realitas. Rajutan kedua kenyataan yang hadir antara diri sendiri dan realitas, hanya ada pilihan perpaduan yaitu pikiran dan hati. Pikiran akan melihat, membaca, dan memaknai diri secara baru. Dan hati akan menerima diri dalam kebaruan: merdeka dari hubungan tanpa batas atau setengah merdeka walau hubungan tanpa batas telah memiliki resolusi kepastian.

Ketiga, pikiran dan hati memiliki gambaran baru atas hubungan tanpa status. Merdeka! Itu status diri yang bebas. Tak satu pun seseorang yang hidup di dunia ini merdeka secara otentik. Atau bebas secara holistik. Selalu menyisihkan sisa-sisa problem. 

Hal ini tergantung pada diri sendiri sebagai subyek yang mengada secara otonomi dan menyejarah. Pikiran dan hati adalah gambaran diri ketika diwujudkan dalam suatu realitas yang otentik. Ini dapat disaksikan oleh subyek manapun dan lingkungan sekitar. Jadi hanya pikiran dan hati yang menyatakan bahwa saya telah merdeka. Merdeka dari hubungan tanpa status. Dan orang sekitar termasuk orang special yang akan merasakan kemerdekaan diri itu.

Merdeka dari hubungan tanpa status, kok bisa ya? Iya...iyalah. Diri sendiri yang membuat pilihan dan menentukan resolusi. Walaupun resolusi yang diambil itu mau dikompromi atau tidak. Kebebasan diri, itu penting. Otonomi diri perlu ditegakkan demi jatidiri. Sebuah martabat yang asali yang terus menyejarah didalam proses histori dunia ini.

Pangkalpinang, 19 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun