Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Memangnya Usaha Rumahan Situasi Ini Bermanfaat?

8 Agustus 2021   20:59 Diperbarui: 8 Agustus 2021   21:43 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Ko Alim, jual otak-otak keliling (8/8/2021)

Merencanakan suatu usaha, baik itu usaha dengan margin besar ataupun kecil, tentu perencanaan tak boleh dilupakan. Hanya mengandalkan intuisi atau sekedar ikut-ikutan, akan tergilas dengan usaha-usaha yang telah mapan ataupun yang telah berencana matang. Apalagi, bersaing dengan usaha dengan modal gede.

Perencanaan yang matang meliputi strategi, jenis usaha, modal awal, cara menjual, dll. Perencanaan semacam ini hemat saya perlu dijalankan secara konsisten. Pilihan jenis usaha rumahan macam apa yang dipilih ini menjadi sangat mendasar. Dan pilihan atas usaha harus mempertimbangkan situasi semacam sekarang ini.

Usaha rumahan yang diangkat oleh media kita ini, bukan sesuatu yang baru. Mungkin saja, crew media ini membuka cakrawala kita untuk melihat dan mencermati peluang yang ada sekarang, dengan situasi kekinian ini. 

Usaha rumahan, kini menjamur dimana-mana. Tidak hanya itu, jenis dan bentuk usaha rumahan pun beragam. Bahkan terkadang, terlihat kecil dan terpikir, usaha semacam itu diminati orang dan mereka mau membelinya. Apalagi didukung dengan sarana prasarana online. 

Sebagai sharing saja. David, seorang anak muda, teman sekantor membuka usaha pelihara jengkrik. Usaha ini sederhana saja. Dia duduk di depan teras pada suatu malam. Di teras muncul jengkrik beberapa ekor. Dia mengambil dan mengisi dalam toples. 

Jengkrik-jengktik itu lalu bertelur begitu banyak. Dibiarkan sehingga telur-telur jengkrik menetas dan menjadi anak-anak jengkrit. Dia memindahkan lagi anak-anak jengkrit itu ke sebuah ember dan mengisi rumput-rumput kering. Jengkrit pun nyaman. Saban hari dia memberi daun-daun pisang yang sudah kering. Lama-lama jengkrik itu besar. Dibuatnya kawat-kawat halus untuk menutup permukaan ember. Sehingga jengkrik-jengkrik itu terlindungi. 

Tak lama berselang, orang mencari jengkrik untuk dipakai memancing ikan di sungai-sungai. Wah... jengkrik Davis jadi laku. David pun mengembangkan usahanya di halaman rumahnya. 

Ia memelihara jengkrik dalam jumlah yang lumayan besar. Kini, ia mendapat pemasukan yang lumayan. Padahal, cara dan merawat Jengkrik ini sederhana. Walau sederhana Davis menjalankan dengan konsisten dan komitmen untuk mendapatkan pemasukan, sehingga kini usahanya menjadi lebih maju.

Lain lagi dengan Ko Alim, seorang usaha rumahan dengan menjual otak-otak keliling. Setiap subuh, ia bersama isteri menyiapkan otak-otak untuk dijual. Usaha rumahan ini telah dilakoninya baru satu tahun lima bulanan. Usaha ini dijalankan sebagai dampak dari mewabahnya Covid-19. 

Usaha rumahan otak-otak disiapkan setiap hari 300 biji. Dijual perbiji 2.000,- rupiah. Selama satu setengah tahun ini jualnya sangat laku. Pelanggannya lumayan banyak. Otak-otak menjadi makanan kecil yang diminati oleh keluarga-keluarga. Itulah cerita Ko Alim yang saya jumpa tadi siang (8/8/2021) di rumah mertua. Dan kebetulan mertua pun menjadi pelanggan otak-otak Ko Alim.

Dalam cerita Ko Alim dan rekan sekantor David, mau menegaskan bahwa usaha rumahan masih tetap diminati oleh orang-orang, bahkan oleh keluarga. Apalagi situasi pandemi ini. Orang takut keluar rumah. Kalau keluar rumah pun mereka hanya pergi sendiri dan ke tempat yang jauh dari kerumunan, seperti tempat pemancing di sungai, dan ini menjadi salah satu tempat yang aman untuk sekedar mengisi waktu luang.

Selain David dan Ko Alim, saya sendiri pun sedang merintis usaha kecil-kecilan. Usaha dengan memanfaatkan halaman rumah untuk menjadi tempat memelihara ayam kampung. 

Sudah setahun lebih saya mencoba dengan memelihara 30 ekor. Dan lumayan hasilnya. Telur setiap hari saya jual sekitar 15-20-an butir dengan harga di bawah pasar, 2.000, rupiah. Hasil yang melumayan ini mendorong saya untuk menambah lagi 20-an ekor anak ayam lagi. 

Dan penambahan ini baru tadi pagi terwujudkan. Iya, hanya mencoba dan dengan planning yang bagus, rupanya tidak sia-sia. Lumayan menghasilkan dan telur ayam selama ini dikonsumsi dengan membeli di pasar, tidak lagi karena sudah bisa menghasilkan sendiri dari kandang sendiri.

Pangkalpinang, 8 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun