Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sungai Alami, Kekayaan bagi Masyarakat Lokal

27 Juli 2021   13:09 Diperbarui: 27 Juli 2021   13:38 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, banyak sekali kekayaan alam. Kekayaan alam darat dan kekayaan alam laut, serta kekayaan alam udara. Dari setiap kekayaan alam itu, misalnya darat ada hutan yang rimbun dan sumber air yang membahana. Kekayaan alam laut, selain air laut dengan segala kandungan didalamnya, ikan dan trumbuh laut serta segala mineral dan tambang didasar laut. Kekayaan alam udara, Indonesia berada dalam posisi strategis lalu lintas udara antar negara.

Kompasiana menampilkan topik pilihan dengan Sungai dan segala kekayaan yang ada pada sungai. Tentu sungai yang menjadi tempat, dimana bergantung kehidupan akan sumber air masyarakat lokal. Kali ini saya mengangkat salah satu tempat atau daerah yang pernah beberapa tahun menetap disana, yaitu wilayah Kepulauan Anambas, khususnya ibu kota kabupaten ini, Tarempa.

Karbianus Ruben: Suasana asri perkebunan yg msh terdengar suara aliran sungai Tarempa, kota batu. Masyarakat lokal menceritakan bahwa batu-batu alam Tarempa menjadi tempat penahan hempasan gelombang laut dan derasnya aliran air pegungungan, sebelum masuk ke Kota Tarempa.

Batu-batu yang besar menunlang tinggi dapat terlihat ketika kita dengan perahu atau kapal laut. Batu-batu besar itu terlihat tersusun secara alami. Di dalam susunan batu-batu itulah, terdapat didalamnya aliran air dari pegungan melewati sungai-sungai kecil. Menjadi sungai-sungai kecil karena sudah terbelah dari sungai besar yang membentuk sungai air Temburun, yang berada di luar Kota Tarempa. 

Air yang mengalir di sungai-sungai itu masih alami. Masih terlihat didalam sungai-sungai itu ada kehidupan. Ada ikan-ikan kecil dan besar. Ada labi-labi dan udang air tawar. Dan masih ada cacing-cacing tanah yang menghiasi ekosistem sungai-sungai itu.

Ada banyak pengalaman saya bersama warga setempat. Pengalaman menyusuri sungai-sungai itu untuk memancing ikan lele dan ikan-ikan lain. Bahkan di tengah malam ketika hujan rintik-rintik kami berangkat ke aliran sungai untuk menangkap kodok-kodok. Benar-benar menjadi kekayaan alami. 

Tidak hanya itu, air sendiri menjadi sumber kehidupan warga setempat. Air untuk diambil dan minum dan memasak makanan. Juga untuk disedot menyirami tanaman-tanaman yang ditanam di kebun-kebun sekitarnya. Tanaman ubi, kunyit, jahe, terung, kacang-kacangan, dan lain-lain. Semuanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat lokal, selain dijual di pasar Kota Tarempa. 

Mengenang sungai-sungai di Tarempa dengan air yang jernih dan bunyi aliran air alami rasanya begitu dingin dan sejuk ketika kita boleh berenang bersama teman-teman. Kebersamaan mengalami dunia alami pun akan terasa bangga. Bahwa Indonesia ini memiliki harta karung yang masih belum dikelola dengan baik. Aliran air sungai alami bagi warga lokal sesuatu yang berharga. Tidak hanya itu, sikap menghormati dan memelihara alam pun akan dengan sendirinya muncul dalam jiwa warga. Pasalnya, dunia alami disekitarnya, saling mutualisme satu sama lain.

Sungai-sungai dengan aliran air alami hingga kini masih terpelihara. Ini terbukti dari postingan Karbianus Ruben baru-baru ini, aliran sungai di Batu Tambun, Kampung Baru Tarempa.

Pangkalpinang, 27 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun