Mohon tunggu...
Cosmasgun
Cosmasgun Mohon Tunggu... Editor - Pengembara menata kata

Pengelana penikmat alam semesta dan seisinya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

BBM Naik, Trik dan Kiat Kembali ke Zaman Purba

16 Oktober 2022   11:43 Diperbarui: 16 Oktober 2022   11:51 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian ditaruh di bawah bantal, trik ala zaman purba. dokpri

 

Setiap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu disambut dengan gegap gempita, heboh dimana-mana. Ada yang nyinyir, yang lain santai, juga ada yang acuh tak acuh. Nah, ini saatnya bukan untuk mengeluh, mencaci, nyinyir, atau apalah namanya, saatnya untuk menyikapi kenaikan BBM dengan trik dan kiat ala zaman purba. Lho, apa sih kok namanya zaman purba?

Sebagai informasi, harga BBM terbaru yang berlaku sejak 3 September 2022 pukul 14.30 WIB: harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Harga pertamax juga naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter untuk wilayah Pulau Jawa.

Lalu, apa trik dan kiat kembali ke zaman purba?

Pertama, hidup hemat listrik. Nah, kita yang tinggal di mana pun, baik di desa maupun di kota, mari mulai hemat listrik. Saat saya di desa, begitu listrik masuk desa, tahun 1990-an, listrik yang menyala hanya waktu tertentu, pagi dan malam. Belum ada ricecooker, mesin cuci, setrika listrik, dll. Lampu yang dinyalakan hanya satu buah, ruang tengah. Itu pun hanya beberapa watt saja, misal 10 watt, bahkan ada yang hanya 5 watt. Nah, aktivitas hemat listrik ini, mari kita coba jalani. Sulit? Lha, mencoba saja belum sudah bilang sulit. Kita lakukan hal kecil, lampu yang tidak dipakai ya dimatikan, jangan menyala semua.

Sudah bukan rahasia lagi, kita sering lupa mematikan lampu listrik. Misal, tidak ada orang di ruang tamu, tapi listrik menyala sore hingga malam hari. Lampu belajar tidak digunakan, tetap menyala, lupa dimatikan, lampu dapur sudah tidak dipakai, lupa tidak dimatikan. Jadi, unsur lupa dikurangi, ini butuh tertib untuk mematikan dan menyalakan lampu hanya saat perlu saja.

Yuk kita coba.

Kedua, untuk sementara kita cuci baju pakai tangan, mesin cuci kita hentikan alias off dulu. Jangan marah dulu. Kalau kita senggang, kita cuci pakai tangan, bersama istri tercinta mencuci bersama. Pasti jadi asyik, jadi ajang  bertukar pikiran,  sharing masalah pekerjaan, sambil cuci baju. Nah selain menyehatkan, juga asyik bukan? Otomatis, kita tidak "makan" listrik dari mesin cuci. Perkecualian, kalau pas sibuk banget, ya gunakan mesin cuci, mungkin biasanya setiap hari, kini bisa sebulan cukup 4 kali saja.

Ketiga, mengistirahatkan setrika listrik. Lho, apa bisa? Jangan bingung dulu. Bukan berarti kita tidak menyetrika sama sekali. Tapi, untuk baju harian, tinggal dilipat saja, lalu taruh di bawah bantal. Ini trik saat saya masih sekolah SD-SMP di kampung halaman saya di Lamongan, Jawa Timur. Masak, betah tidak seterika? Kalau zaman now, tetap boleh, misal seterika baju sekolah dan dinas saja. Lainnya, cukup dilipat saja hehehehe....

Keempat, perbanyak ventilasi dengan jendela kaca. Ruang tamu atau ruang keluarga, sisi tembok yang menghadap ke Timur, kita manfaatkan dengan jendela dari kaca. Pasti ruangan akan terang sepanjang pagi hingga sore. So, tidak butuh listrik.

Tembok ruang tengah diganti jendela kaca. foto pribadi.
Tembok ruang tengah diganti jendela kaca. foto pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun