Mohon tunggu...
Alfonsus Jimmy Hutabarat
Alfonsus Jimmy Hutabarat Mohon Tunggu... Freelancer - Masih mahasiswa.

Seorang pria yang bercita-cita menjadi nabi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Quarter Life Crisisku

22 Januari 2020   19:42 Diperbarui: 22 Januari 2020   19:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku berhenti sejenak menatap layar laptopku. Mengistirahatkan mata dan emosiku dari lelahnya mengolah data hasil penelitian. Kuhisap rokok murah ala mahasiswa tahun akhir dalam-dalam lalu kuhembuskan. Asapnya memenuhi udara sekitar selasar kampus tempatku malam ini bertarung dengan syarat wisuda ini.. Ya, bagiku skripsi hanya syarat untuk bisa wisuda, selebihnya hanya kertas kosong dan karya tanpa arti. Bahkan bagi sebagian orang ini hanya dijadikan formalitas semata, maka tak jarang jika skripsinya dibuat asal jadi yang penting bisa segera memakai toga dan membahagiakan orangtua. Maaf jika aku terlalu skeptis tentang ini. Hanya saja kita memang jarang untuk bersungguh-sungguh kalau tidak dipaksa dan dituntut. Jangankan bicara tugas akhir dan penelitian, mencari tugas mata kuliah saja kita masih sering meminta bantuan teman atau pacar. Atau pacar teman. Akhir-akhir ini aku memang sangat bersemangat membuat tugas akhir yang sudah lama tak kusentuh.

Sebagian bab-bab awal yang kutulis beberapa bulan lalu yang mulai terlupa perlahan kucoba ingat kembali. Berkas seminar proposal sudah mulai berdebu di kamarku. Ada perasaan ingin mencoba situasi lain yang bukan situasi kampus.Entahlah, rasanya aku sudah bosan di kampus. Walau mungkin bukan aku mahasiswa yang paling lama merasakan bangku perkuliahan. Tapi rasanya aku sudah mulai jenuh. Tak bisa kubayangkan bagaimana rasanya menjadi rektor atau petugas kebersihan kampus. Apakah mereka tidak pernah jenuh juga ? seharian dikampus melakukan hal yang sama berulang-ulang. Dengan suasana dan individu yang itu-itu saja. Kucoba perlahan mengangsur tugas akhir ini seperti layaknya mengangsur cicilan motor atau panci ibu rumah tangga. Perlahan tapi pasti. Agar bisa keluar dari tempat ini. Untuk diketahui aku saat ini sudah berada di semester akhir, lupa tepatnya semester berapa, ganjil atau genap aku sudah tak peduli lagi.

 Setelah berjarak satu sentimeter dari filter, rokok tadi kumatikan. Kulihat-lihat apa yang menarik di hp ku. Scroll sana-sini. Lalu kubuka twitter. Tak banyak yang menarik. Timelineku dipenuhi  tweet mutualanku  para pecinta korea. Kulihat apa yang sedang trend di trending topic. Lagi-lagi trending topic war, para buzzer perang hashtag. Lalu kubaca thread-thread yang bagus. Setelah itu whatsapp. Kubaca broadcast grup dan balas pesan-pesan pribadi. Banyak yang ngajak videocall, tapi sedikit yang ngajak jadian. Heuheu. Setelah asik melihat pesan-pesan broadcast di grup yang isinya kebanyakan jokes bapak-bapak, tiba-tiba salahsatu temanku mengirim chat pribadi. " Si "L" sudah jadi PNS ya Lae?" begitu ia tiba-tiba nge-chat tanpa aba-aba. *Lae sebutan akrab di suku batak, anggap saja begitu sederhananya. Lalu kubalas tidak tahu. Aku memang kurang update tentang masalah yang begituan. Jarang berselancar di instagram mungkin penyebabnya.

 "L" yang dimaksud temanku ini adalah mantanku. Cinta pertama bisa dibilang. Dia pintar, lulusan STAN. Salahsatu mantan yang sering kubanggakan ke teman-temanku. Walau mungkin aku jarang dibanggakan olehnya. Haha. Memang apa yang bisa dibanggakan dari ku? "Liat dari story Instagram, Lae", sahutnya kemudian. Tak berselang beberapa lama Ia kirim screenshot-an story instagram yang Ia maksud.  Dan sepertinya benar. Tak kusangka mantanku sudah ada yang jadi abdi negara. Cepat-cepat ku chat mantanku untuk mengucapkan selamat dan minta ditraktir  sekaligus memastikan apakah berita tersebut benar. Dan ternyata benar. Lalu kami saling bercanda di chat. Isinya ga perlu kalian tau. Sekedar diketahui, aku bisa dibilang akrab pada semua mantan-mantanku. Karena bagiku mantan sama halnya dengan guru. Sama-sama memberikan pelajaran. Walaupun mata pelajarannya berbeda. Yang satu sifatnya umum dan satu lagi lebih khusus. Begitulah kupahami makna mantan selama ini.

 Setelah selesai dengan mantanku, aku kembali dengan laptopku. Aku tersenyum pada diriku sendiri. Bangga sekaligus termotivasi. Pada akhirnya semua orang akan dinyatakan berhasil ketika mencapai apa yang diinginkannya pikirku. Dan menjadi abdi negara bisa jadi impian mantanku yang terealisasi berkat kerja kerasnya. Masalahnya hanya padaku. Kucoba kembali mengotak-atik pikiranku. Sampai mana aku selama ini? Aku yang belum bisa fokus pada tujuanku mungkin menjadi masalah utama. Siapapun dan apapun cita-citanya bagiku hanya bisa diraih dengan kerja keras dan fokus. Dan aku sedang tidak dalam mode itu sekarang.

Kupikir-pikir lagi hendak jadi apa aku? Sederhana, aku ingin menjadi petani. Mungkin tidak seksi dimata para orangtua tapi inilah dulu untuk saat ini.  Setamat kuliah akan kususun bajuku, kukemas barang-barangku dan berangkat mencari jatidiri dengan menyendiri ke daerah terpencil. Sambil bertani tentunya. Akan kucari tahu bagaimana aku menghadapi situasi tidak terduga. Mendirikan gubuk kecil ditengah lahan yang kusewa. Membuat setiap ruangnya nyaman. Memenuhinya dengan buku-buku bacaan. Membuat pot bunga dari semen cair, kerajinan tangan, hingga memiliki kebun pepaya. Sembari itu aku coba membuat kreasi apa saja yang ada dibenakku tanpa satupun yang melarang dan menghakimi. Aku hanya ingin berkreasi dengan bebas. Menumbuhkan kumis dan jenggot sepanjang-panjangnya. Memanjangkan rambut dan membentuk badan. Satu tahun saja. Ya cukup satu tahun saja. Aku ingin benar-benar menikmati quarter life crisis ku. Dan untuk mengawali itu semua aku coba berdamai dengan pekerjaanku yang ada didepan mataku saat ini, di laptopku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun