Mohon tunggu...
Alfonsus Jimmy Hutabarat
Alfonsus Jimmy Hutabarat Mohon Tunggu... Freelancer - Masih mahasiswa.

Seorang pria yang bercita-cita menjadi nabi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Surat untuk Masa Depan

9 Juli 2019   23:27 Diperbarui: 11 Juli 2019   00:47 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Hannu Viitanen/Dreamstime.com)

Selalu ada yang tak mau bersepakat dengan apa yang kita hasilkan. Tapi jadilah anak yang yakin, setidaknya setelah kau berpikir. Bagaimanapun perlakuanmu pada dunia dan bagaimana caramu untuk berpikir tentang apapun yang menjadi keresahanmu adalah hakmu sebagai seorang manusia. Jangan takut sekalipun seluruh dunia mencibirmu.

Nak, aku juga hendak menanyakan satu hal. Apa nama yang aku berikan padamu di masa depan? Apakah nama yang biasa saja? Seperti kebanyakan orang? Atau justru nama yang tak pernah kautemui bahkan di mesin pencari Google sekalipun. Ya, aku mungkin orang yang berbeda di duniaku. Terinspirasi dari salah satu film kesukaanku "Captain Fantastic", aku mendapat pencerahan.

Di dalam film itu, seorang pria menamai beberapa anaknya dengan nama-nama yang unik bahkan sulit untuk dipahami. Ia menamai anaknya dengan tidak meniru nama siapapun. Keren bukan? kenapa? Karena ia menganggap anaknya sangat spesial.

Ia tak ada duanya, tiganya, atau bahkan ratusannya di dunia. Ia hanya ada satu di dunia dan mungkin bisa menjadi inspirasi nama bayi yang ayahnya hanya ingin mengikuti arus atau mungkin agar biar praktis. Tapi semoga ketika kau lahir, aku bukanlah ayah yang pemalas. Semoga aku tetap pada semangat pembaharuan masa mudaku. 

Berbahagialah Adam yang menjadi pelopor nama-nama serupa di dunia. Namanya langsung diberikan Tuhan. Setidaknya itu yang dipercaya oleh orang beragama. Kau tahu, semua nama di dunia, dimulai dari sepasang orangtua revolusioner. Clara, Umar, Jenghis Khan, bahkan Osas sekalipun berasal dari satu bayi dan menginspirasi bayi lainnya.

Kuharap namamu tak bisa ditemui di mesin pencari ketika kau lahir, sehingga tugasmu adalah mengharumkan namamu sendiri dan menginspirasi banyak orang di dunia. Sehingga mereka menggunakan nama baikmu itu.

Atau mungkin juga aku akan tetap menggunakan beberapa potongan nama keren yang kutemui di hidupku dan menginspirasiku hingga kini. Soe dan Gie bisa jadi ada di beberapa bagian namamu.

Aku memang pengagum rahasia Soekarno dan Soe Hok Gie. Sekarang sudah tidak rahasia lagi. Atau Tanma dari nama Tan Malaka? Bagaimana dengan Revolt atau Red dari kata Redemption? Apakah itu baik? Semua kata tersebut memang menginspirasi dan telah kucatat di sebuah buku. Semoga buku tersebut tidak hilang di masa depan. 

Nak, masih banyak hal yang ingin kubagikan kepadamu, banyak cerita yang ingin aku sampaikan. Aku berharap kau tumbuh dengan bijaksana dan buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya. Jangan lupa belajar dari itu.

Karena kau tahu? seseorang yang tak pernah salah adalah seseorang yang tidak pernah mencoba. Semoga aku bisa melihatmu ketika kau tersenyum sendiri atau bahkan terheran-heran membaca surat ini, di ruang tamu rumah kita atau di taman sambil menatap bintang-bintang.

Satu hal lagi, sebelum aku mengakhiri surat ini ingatlah bahwa aku sangat mencintai ibumu walaupun saat aku menulis surat ini di selasar kampusku, aku sama sekali tidak tau dia di mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun