Mohon tunggu...
Alfiyah Rizzy Afdiquni
Alfiyah Rizzy Afdiquni Mohon Tunggu... Freelancer - Research Enthusiast

this girl loves coffee, books, discuss and you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Kekeluargaan ala Perpustakaan Anak Bangsa, Desa Jabung, Malang

27 Oktober 2019   20:04 Diperbarui: 27 Oktober 2019   20:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian besar orang Indonesia, membaca termasuk aktifitas yang menjemukan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) pada 2016 terhadap 61 negara di dunia di mana kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. 

Hasil studi yang dipublikasikan dengan nama "The World's Most Literate Nations", mengatakan Indonesia berada di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana.

Memang, tidak semua perkara baik selalu mendapat tempat di hati masyarakat. Apalagi masyarakat pedesaan yang ketertarikannya pada pendidikan masih belum tinggi. Dengan berangkat dari kemirisian ini, Eko Cahyono selaku founder Perpustakaan Anak Bangsa memiliki beberapa pendekatan khusus agar masyarakar desa dapat suka membaca, di antaranya:

  • Tidak Terikat Dengan Pearturan yang Njlimet
  • Sudah bukan hal asing lagi, jika perpustakaan (perpus) pada umumnya memiliki peraturan yang tertib dan monoton. Misal, pengunjung diharuskan mempunyai kartu anggota, tidak boleh berambut gondrong, wajib bersepatu dan dilarang mengenakan kaos, serta peraturan lainnya yang tidak relate dengan literasi. Berbeda dengan perpus anak bangsa yang membebaskan segala jenis pengunjung dan tidak mengekang mereka.
  • Filosofi 'Buku yang Telah Menemukan Pembacanya'
  • Buku yang dipinjam di perpus ini tidak dibatasi dengan kurun waktu dan jumlah buku. Founder tidak menargetkan waktu, jumlah buku yang dipinjam atau denda apabila terlambat dan bahkan tidak mengembalikan. Tentu tak nyaman jika membaca harus tergesa-gesa karena didikte waktu, bukan? Eko Cahyono menurutkan, bahwa buku yang dipinjam (walaupun lama) berarti telah menemukan pembacanya.
  • Suasana Asri, Enjoy dan Terdapat Beberapa Fasilitas.
  • Suasana pedesaan yang sejuk ditambah dengan taman yang disediakan seakan menjadi nilai plus tersendiri bagi perpus ini. Jika pengunjung bosan membaca di dalam ruangan, maka ia bisa berpindah di taman yang terletak di samping, atau sekadar bermain badminton dan alat musik yang telah disediakan. Tak hanya itu, terdapat musholla sebagai tempat ibadah, jika ingin menunaikan sholat. Dengan demikian, anak-anak desa bersemangat mengunjungi perpus ini dan terciptalah lingkungan literasi sejak dini.
  • Klasifikasi Buku yang Unik
  • Jika klasifikasi buku yang terdapat di perpus biasanya menggunakan klasifikasi berstandar Dewey Decimal Classification (DDC) yang berbentuk kode huruf dan angka yang tidak mewakili buku, lain halnya dengan perpus anak bangsa. Perpus ini mengklasifikasikan bukunya berdasarkan genre atau tema buku itu sendiri. Sebut saja, Pintu Surga, Sastra Berat, Harus Tahu, Abadi Selamaya, Tokoh Hebat, dan lain-lain. Hal ini memudahkan dan menyamankan pengunjung ketika memilih buku bacaan.
  • Kegiatan Pendukung Untuk Warga
  • Tak hanya berfungsi sebagai tempat baca, perpus anak bangsa juga mengadakan event-event edukatif yang diperuntukkan untuk warga, seperti pelaksanaan lomba menggambar untuk anak-anak.

Nah, bagaimana? Inspiratif bukan? Dengan adanya pendekatan ala perpus jabung ini, telah menciptakan minat baca warga desa secara keseluruhan. Bahkan di antaranya pernah menghantarkan seorang pengunjung diterima fakultas kedokteran Universitas Brawijaya berkat rajin membaca buku-buku perpus anak bangsa. 

Perpus anak bangsa mengajarkan, bahwa segala bentuk pendakatan membaca yang kekeluargaan dan fleksibel, nyatanya lebih diminati daripada administrasi yang kaku nan monoton. Adapun jika anda ingin mendonasi buku-buku, anda bisa datang langsung ke perpus yang buka 24 jam ini. Yuk beramal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun