Mohon tunggu...
Alfira Nurjayanti
Alfira Nurjayanti Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Islam, Kepemimpinan dan Seksualitas Perempuan" Karya Neng Dara Affiah

16 November 2019   08:47 Diperbarui: 16 November 2019   09:05 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buku ini terdiri dari tiga bab, yaitu: pertama, Islam dan kepemimpinan perempuan; kedua, Islam dan seksualitas perempuan; ketiga, Perempuan, Islam dan Negara.

dari tiga bab tersebut saya akan menjabarkan hanya pada bab ke dua, yaitu tentang Islam dan Seksualitas Perempuan. Pada bab ini, penulis memaparkan seputar perempuan dengan secara mendalam terutama dalam  perkawinan, kedudukan perempuan dalam islam dan tentang poligami. Penulis buku menjelaskan dengan baik bagaimana kelamnya sejarah poligami dari mulai masa bangsa Arab pra Islam hingga sekarang di Indonesia.

Dimana para perempuan, diperlakukan hanya sebagai pemuasan kebutuhan seksual dari lawan jenis. Dalam buku ini juga memaparkan bagaimana perkawinan dalam pandangan agama, penulis pun juga memaparkan pandangan tidak hanya dari satu agama, tetapi dapat memaparkan lebih dari satu pandangan agama yang menjelaskan pada perkawinan. Dalam topik perkawinan, penulis buku memaparkan fungsi dan aturan perkawinan.

Dimana penulis menjelaskan dengan menurut tafsir agama agama. Dibagian ini pula penulis menjelaskan bagaimana larangan terjadinya hubungan badan terhadap lawan jenis.

Selanjutnya dalam topik poligami, penulis buku menjelaskan bahwa praktik-praktik poligami tersebut adalah termasuk sebuah tradisi dari masyarakat Arab dan Timur tengah yang sangat kental. Pada bagian sistem perkawinan dalam tradisi Arab pra-islam, dijelaskan terdapat dua pandangan tentang sistem perkawinan dalam struktur masyarakat Arab pra-Islam.

Pertama, matrilineal, yaitu bentuk perkawinan yang mengacu pada garis ibu sebagai rangkaian asal leluhur mereka. praktik perkawinan poliandri atau perempuan yang memiliki suami lebih dari satu orang yang merupakan hal yang lazim pada masyarakat Arab pra-Islam.

Lalu, pandangan kedua menjelaskan bahwa jauh sebelum munculnya islam, praktik poligami yang tak terbatas telah mengakar kuat pada masyarakat jazirah Arab.

Pada saat itu pemimpin suku memiliki puluhan, bahkan ratusan istri. Beberapa sahabat Nabi pun pernah melakukan praktik poligami tak terbatas ini dan diperintahkan oleh Rasul untuk menceraikannya dan menyisakannya hingga tinggal empat.

Penulis buku menjelaskan bahwa Pernikahan poligami yang ditawarkan Alquran pada masa itu adalah sebuah upaya untuk mengatasi beberapa persoalan mendesak.

Yang pertama, menopang ekonomi para janda dan anak-anak yatim yang telah kehilangan suami dan ayah mereka pasca-perang Uhud.

Kedua, pemerataan distribusi ekonomi secara adil. Harta kekayaan tidak hanya menumpuk pada satu tangan, tetapi bagaimana semua masyarakat bisa mengakses kekayaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun