Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Selingkuh itu faktor Keturunan. Benarkah?

13 September 2020   01:00 Diperbarui: 20 September 2020   15:47 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar playboy

Ada yang berani pengakuan dosa gak nih di antara kamu? Ya, dosanya dalam artian asmara yaitu Selingkuh. Rasanya tidak mungkin deh di antara kamu ngaku pernah selingkuh atau tidak bukan? Bagaimanapun selingkuh itu termasuk kategori Aib, sehingga sensitive untuk di bicarakan apa lagi menjadi pengakuan.

Menurut penulis, ada 3 (tiga) Hipotesis yang muncul yaitu :
Hipotesis 1 : Selingkuh itu murni kesalahan seseorang yang kurang bersyukur dengan pasangannya (menganggap pasangan kurang cantik/tampan, kurang tajir, dst).
Hipotesis 2 : Selingkuh itu karena ada peluang dan kesempatan (faktor situasi dan kondisi : hubungan jarak jauh, dst).
Hipotesis 3 : Selingkuh itu karena faktor uji nyali/uji adrenalin/sensasi kehidupan (faktor genetik).

Perselingkuhan tidak selalu terjadi karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh pasangannya. Karena ada penelitian pada tahun 1985 yang mencatat 56% pria dan 34% wanita berselingkuh, namun hubungan/komitmennya tersebut sangat bahagia. Lantas apa yang membuat seseorang masih suka berselingkuh padahal hubungan dengan pasangan bahagia?

Tau gak sih, ternyata manusia itu juga mempunyai gen suka selingkuh sudah sejak lahir. Nama gen tersebut yaitu gen DRD4 (dopamine receptor D4 polymorphism) yang membuat pria lebih bergairah mencari tantangan/kepuasan dengan orang lain di luar pasangannya (Binghamton University, 2010). Ada juga namanya  gen AVPR1A yang membuat wanita lebih bergairah untuk berselingkuh (University of Queensland, 2014). Dan kedua gen tersebut juga di dukung dengan kadar testosteron tinggi untuk pria, sedangkan untuk wanita di dukung kadar estradiol tinggi.

Adanya faktor biologis tersebut tidak sepenuhnya menjadi alasan seseorang candu berselingkuh. Namun diyakini faktor biologis tersebut bisa menambah atau bisa memotivasi/mendorong diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang lebih menantang dari pada kehidupan yang biasa-biasa saja. Biasanya pemilik gen tersebut sering kali suka cepat bosan dengan banyak hal. Awalnya tertantang untuk mendapatkan sesuatu dan fokus. Namun ketika sudah tercapai atau di dapatkan, ada rasa bangga dalam dirinya sehingga ia butuh tantangan/sensasi baru dalam hidupnya yang membuat ia tak cukup puas dan akhirnya terbang bebas.

Sehingga penulis berkesimpulan, Hipotesis 3 lah yang sesuai dengan pembahasan ini yaitu salah satu faktor seseorang bisa selingkuh itu karena faktor uji nyali/uji adrenalin/sensasi kehidupan (faktor genetik). Namun perlu di garis bawahi juga, bahwasanya tidak perlu menjudge bahwa keturunan orang tua kita lah penyebab seseorang bisa gemar selingkuh. Mereka para prajurit pematah hati juga tetap akan berselingkuh karena ketidaksetiaan juga sangat terkait dengan keadaan dan interaksi sosial. 

Bagaimanapun perselingkuhan itu adalah suatu hal yang tidak mudah untuk di maafkan atau di benarkan. Setiap perselingkuhan pasti ada pihak yang di rugikan. Pepatah lama juga mengatakan, Jika kamu tidak ingin disakiti, maka kamu juga jangan menyakiti hati yang lain. Dan jikalau kamu sudah terlanjur menyakiti atau masuk dalam lubang berbahaya tersebut (selingkuh), semoga segera diberikan hidayah untuk bertaubat dijalan-Nya. Insya Allah jika ada iman dalam diri kita, hal-hal tersebut bisa kita rem meskipun dalam diri ada gen DRD4 & AVPR1A tersebut. 

Mari kita jadikan hal-hal menyakitkan itu sebagai pelajaran kehidupan untuk membuat kita lebih maju, lebih kuat, lebih bertumbuh dan mengalami kasih Tuhan yang sempurna di dalam hidup.

Sebagai manusia yang penuh keterbatasan, semoga kita juga di jauhkan dari hal-hal yang merugikan diri sendiri, pasangan, keluarga, dan orang lain. Amiin.. 🙏🏻

Thanks for reading... 🙂

Regards : @Alfira_2808

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun