Mohon tunggu...
Alfin Maqsudi Al Hasani
Alfin Maqsudi Al Hasani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar Tadris IPS 2 IAIN JEMBER

Abda'u Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

26 Mei 2020   05:48 Diperbarui: 26 Mei 2020   06:41 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rekonstruksionisme berasal dari kata "reconstruct" yang berarti menyusun kembali. Rekonstruksionisme merupakan salah satu aliran filsafat modern yang menganggap bahwa realitas itu selalu berubah-ubah, oleh karena itu perlu dilakukan untuk menyusun kembali tatanan atau merombak tatanan kehidupan lama pada tatanan yang baru.

Secara prinsip dan tujuan, aliran rekonstruksionisme ini tidak jauh beda dengan aliran perenialisme. Kedua aliran ini sama-sama menunjukkan kekewatirannya pada realitas kehidupan (kebudayaan) yang sejatinya selalu berubah-ubah. Bedanya hanya pada masing-masing cara yang dilakukan untuk mengontrol realitas atau tatanan kehidupan yang dimaksud. 

Jika perenialisme mengambil langkah untuk mengembalikan tatanan kehidupan ini pada kebudayaan atau kehidupan seperti abad pertengahan. Berbeda dengan rekonstruksionisme yang ingin menyusun atau menata kembali kebudayaan lama untuk menjadi kebudayaan baru.

Dalam melaksanakan langkah atau cara yang dimaksud, aliran ini memanfaatkan pendidikan sebagai lembaga utamanya. Karena kehidupan di dunia ini tidak mungkin terlepas dari pendidikan, maka aliran ini berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan manusia merupakan tugas semua manusa. 

Aliran ini juga menganggap bahwa, rusaknya tatanan kehidupan bisa disebabkan oleh rusaknya tatanan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan harus lebih memahami kehidupan (kebudayaan) di lingkungannya. Disamping itu, pendidikan dituntut untuk memahami sekaligus memastikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini, sehingga pendidikan yang dijalankan bisa saling iring dengan realitas kehidupan (kebudayaan)

Berbicara tentang pendidikan menurut aliran rekonstruksionisme ini, mka tujuan pendidikan adalah untuk membawa perubahan dari realitas kehidupan (kebudayaan) lama menjadi realitas kehidupan (kebudayaan) baru yang lebih baik. Hal itu bisa terlaksana dengan baik manakala pendidikan terus memantau dan memastika dinamika kebudayaan dalam kehidupan.

Peran guru menurut aliran ini adalah mewariskan pengetahuannya khusunya tentang kebudayaan sekaligus membimbing siswanya untuk bisa memahami realitas kehidupan ini. Oleh karena itu, teori yang disampaikan haruslah diiringi dengan contoh-contoh yang sesuai dengan realitas kehidupan. Sehingga dengan model seperti ini para peserta didik bisa  berfikir kritis dan efektif.

Sesuai dengan penjelasan diatas, maka peserta didik dituntut untuk aktif dan berfikir kritsi untuk mendapatkan pengetahuan seperti yang dimaksud oleh aliran ini. Disamping itu, peserta didik juga harus memahami realitas kehidupan.

Berikut adalah beberapa pemikiran para tokoh rekonstruksionisme:

1. Caroline Pratt: bagi Pratt, manusia harus mampu berpikir kritis dan efektif sehingga bisa membawa perubahan tatanan kehidupan kea rah yang lebih baik. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan.

2. George Count: Count adalah tokoh pemikir atau penlopor aliran rekonstruksionisme. Menurutnya realitas kehidupan selalu berubah-ubah dan sangan sulit diprediksi. Oleh karena itu, manusia harus mampu mengontrol perubahan tersebut. Selain itu, membenahi tatanan lama menjadi tatanan baru yang lebih baik haruslah diusahakan agar kehidupan ini menjadi kehidupan yang pantas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun