Mohon tunggu...
Alfina Nisauz Zahroh
Alfina Nisauz Zahroh Mohon Tunggu... Guru - Semoga bermanfaat :)

early chidhood islamic education . UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengjarkan Cara Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab pada Anak

8 Mei 2020   23:11 Diperbarui: 8 Mei 2020   23:02 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang bilang, hidup adalah pilihan. Oleh karena itu, semua orang termasuk anak harus berani mengambil keputusan. Baik mengambil keputusan dalam hal-hal sepele atau hal-hal yang penting. Dan tentunya keputusan tersebut bisa dipertanggung jawabkan. Memang, mengambil keputusan bukanlah suatu hal yang mudah. Tetapi apabila seseorang salah langkah dalam mengambil keputusan, maka akan ada resiko yang harus ditanggung. Jika hasilnya buruk , pastilah menimbulkan rasa penyesalan.

CASEL (The Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) mendefinisikan Responsible Decision Making atau mengambil keputusan yang bertanggung jawab sebagai kemampuan untuk membuat pilihan konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial berdasarkan standar etika, masalah keselamatan, dan norma sosial. Atau, evaluasi realistis dari konsekuensi berbagai tindakan, dan pertimbangan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Sedangkan menurut George R. Terry (Hasan, 2002) pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif atau opsi yang ada. 

Jika dikaitkan dengan anak, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang dilakukan oleh anak adalah anak memberikan jawaban atas suatu hal yang harus dia pilih untuk menyelesaikan suatu masalah dan dalam pilihannya tersebut terdapat konsekuensi yang harus diterima.

Kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ini sangat penting dimiliki oleh anak karena pengambilan keputusan sangat terkait dengan kemandirian cara berbikir maupun bersikap. Seringkali orang tua menjadi pengambil keputusan buat anak karena dianggapnya anak belum tahu apa-apa. Padahal, sejak kecil anak justru harus dilatih memilih sendiri karena merupakan bekal dalam mengambil keputusan penting saat dewasa kelak. Apabila anak tak pernah dilatih memilih sendiri, kelak ia akan sulit dalam mengambil keputusan-keputusan yang lebih besar. Karena ia tak pernah merasa yakin dengan kemampuannya, ragu pada dirinya, dan tak pernah bisa mengambil inisiatif. Penghargaan pada dirinya jadi kurang karena ia tak yakin dirinya sebenarnya mampu. 

Kebanyakan anak sulit untuk memutuskan sesuatu yang benar-benar ia inginkan, terkadang hal kecil seperti memilih mainan mana yang paling ia sukai saja sangat sulit. Meskipun terdengar sepele, namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. sebagai orang tua, mengajarkan anak untuk mengambil  keputusan yang bertanggung jawab, bisa dilakukan dengan cara:

1. Memberi contoh pada anak

saat orang tua mengambil keputusan, ajaklah anak untuk ikut campur dalam proses pengambilan keputusan tersebut. dan biarkan anak melihat orang tua memilih, membandingkan hingga orang tua memilih sesuatu. dengan begitu anak akan mengetahui cara menjatuhkan suatu pilihan itu dengan  mempertimbangkan banyak hal. Misalnya, ketika memilih hadiah untuk saudara, ajak anak untuk berdiskusi tentang barang yang akan dibeli sebagai hadiah untuk saudara. Ajaklah anak untuk brdiskusi mengenai manfaat, harga atau jika membelikan makanan maka diskusisan memgenai makanan favorit, atau lainnya.

2. Batasi pilihan

memang, anak harus diajarkan unuk mengambil keputusan. tetapi, jangan biarkan anak bingung memilih karena terlalu banyak pilihan yang diberikan oleh orang tua. Alangkah baiknya, batasi pilihan yang orang tua berikan kepada anak, baru kemudian minta anak untuk memilih. Misalnya, keputusan kecil yang mencakup hal-hal seperti memutuskan bekal apa yang akan dibawanya ke sekolah (pilihannya dibatasi: roti atau risoles!), dan itu dapat dilakukan dengan cepat. Di waktu berikutnya ketika anak bingung memilih mengenai hal-hal kecil, anak dapat mengingatnya bahwa itu adalah keputusan kecil yang harusnya bisa ia putuskan dengan cepat.

3. Ajarkan konsekuensi dalam mengambil keputusan

membuat keputusan bukanlah suatu hal yang mudah. Apabila seseorang salah langkah dalam mengambil keputusan, maka akan ada konsekuensi atau resiko yang harus ditanggung. Jika hasilnya buruk , pastilah menimbulkan rasa penyesalan. oleh karena itu, sebagai orang tua bertugas untuk menjelaskan kepada anak agar berhati-hati dalam mengambil keputusan.   

Secara tidak lagsung, mengambil keputusan  juga mengajarkan anak untuk mempunyai sikap tanggung jawab. Misalya, ketika anak selesai bermain boneka, mobil-mobilan, masak-masakan, atau yang lainnya maka anak bertanggung jawab untuk membersihkan dan merapikan mainan tersebut dan mengembalikannya ketempat semula.

 Orang tua mengharapkan agar ketika anak  beranjak dewasa,  anak bisa mengambil suatu keputusan secara baik. namun, ketika anak mengambil  keputusan yang salah maka anak akan tahu apa konsekuensi dari keputusan yang ia ambil tersebut dan mempertanggung jawabkan keputusan yang anak buat dengan kata lain anak tidak lari dari tanggung jawab.  oleh karena itu, pada dasarnya anak harus diajarkan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab sejak usia dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun