Kerajaan Majapahit pun diceritakan pernah kalah ketika menyerang Hulu Sungai, baru pada serangan kedua Majapahit baru bisa menguasai wilayah ini dengan diplomasi Perkawinan Politik antara Pangeran Majapahit dan Putri Penguasa setempat yang berhasil membangun Kerajaan Dipa sebagai cikal bakal kerajaan banjar. Hulu sungai akhirnya menjadi ibukota pulau Kalimantan yang mewarisi wilayah kekuasaan Majapahit di Kalimantan.
Mungkin tidak ada wilayah diseluruh Kalimantan yang seunik wilayah hulu sungai ini, wilayah pedalaman dengan penduduk paling padat dan kebudayaan yang mumpuni sejak jaman dahulu pula, Â wilayah yang telah didiami selama ribuan tahun bahkan sebelum masehi.
Saya pun menganggap wilayah hulu sungai sebagai wilayah Melayu paling pedalaman dan pinggiran (meminjam istilah dari andrea hirata dalam novelnya Laskar Pelangi). Paling pedalaman karena jauh dari pinggir pantai sebagai jalur utama perdagangan dan komunikasi serta politik saat itu dan pinggiran karena jauh dari pusat melayu di kepulauan riau sana.
Â
Meskipun peta ini tidak presisi mengenai letak pasti wilayah yang disebutkannya, namun Peta ini merupakan peta tertua yang bisa saya dapatkan dan sepertinya mengilhami pembuatan peta-peta berikut selama seratus tahun kemudian yang  banyak peta-peta lama yang menggambarkan pulau Kalimantan dapat kita teliti dan lihat diberbagai situ di internet.
Coba bandingkan dengan peta dibawah dari tahun 1801 yang masih menempatkan hulu sungai sebagai satu-satunya wilayah pedalaman Kalimantan.
Nama nama seperti Jatoh, Palajau, Benawa Tengah, Kaminting dan Negara, serta Sungai Banar dekat amuntai juga disebutkan didalam peta dan merupakan nama-nama di wilayah Hulu sungai yang sampai saat ini masih dapat kita temui.
Dengan penduduk paling padat, Hulu Sungai selalu menjadi penjaga bagi kesultanan Banjar, Hulu sungai menjadi kekuatan utama bagi kesultanan Banjar, baik sebagai pemasok Pasukan untuk peperangan maupun kekuatan ekonomi dengan perkebunan lada dan hasil hutan serta industri besinya.
Hulu Sungai tidak hanya sebagai asal usul dari kesultanan Banjar bahkan menjadi bagian dari perjalanan sejarah kesultanan Banjar, meskipun Belanda dan Inggris berani menyerang dan membumihanguskan Banjarmasin tapi mereka tidak pernah memasuki wilayah Hulu Sungai. Dan dalam lika-liku politik internal Kesultanan Banjar pun entah apa yang terjadi wilayah-wilayah pedalaman Hulu Sungai tetap stabil tak tersentuh ditangan kekuasaan para Tumenggung.
Ketika perang banjar terjadi, para Penduduk Hulu Hungai lah yang memulai peperangan melawan Belanda, hingga bertahun-tahun berikutnya Belanda disibukkan mengatasi kerusuhan di Hulu Sungai.