Mohon tunggu...
Alfiena Sahriya
Alfiena Sahriya Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiwa

Mahasiswa IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanpa Orang Dalam Ijazah Hilang Terpendam

11 Oktober 2019   10:03 Diperbarui: 11 Oktober 2019   12:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada jaman sekarang, saat Revolusi industri 4.0 sedang gencar -- gencarnya dilakukan oleh pemerintah, dan sektor industri serta para pencari kerja terus meningkatkan kinerja serta kemampuan mereka agar dapat bersaing dalam dunia kerja. Justru terdapat  beberapa oknum (HRD, Manajer dll) yang tentu memiliki pengaruh yang besar dalam perusahan, menggunakan kekuasaanya untuk merekrut atau memasukkan kerabat serta saudara mereka agar dapat bergabung dalam perusahaan tempat mereka bekerja, dalam istilah sekarang yakni "Orang Dalam"

Keberadaan orang dalam tidak hanya ada dalam perusahaan saja, tetapi dapat terjadi di dalam semua perekrutan suatu pekerjaan. Bahkan dapat terjadi pada ruang lingkup pemerintahan, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa uang dan orang dalam dapat memperlancar karir kita dalam perekrutan suatu pekerjaan. Ada Dua tipe orang dalam  padaa perekrutan suatu pekerjaan, yang pertama ialah orang dalam yang hanya membantu memasukan surat lamaran dari kerabat atau saudara mereka agar langsung masuk dalam kantor HRD dan tidak hanya menumpuk di pos satpam, yang kedua ialah orang dalam yang membantu secara keseluruhan dalam tahap perekrutan, agar kerabat mereka dapat bergabung dan diterima di perusahaan tempat ia bekerja.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi para pencari kerja memakai jasa si orang dalam ini diantaranya, 

  • Minimnya skill/kemampuan seseorang dalam suatu pekerjaan yang akhirnya mendorong mereka menggunakan jasa orang dalam, 
  • Gengsi dan ambisi yang tinggi agar supaya dapat diterima dan bekerja pada perusahaan dan menempati posisi tertentu tanpa melihat kesanggupan dalam diri mereka sendiri, dan 
  • Ajakan atau tawaran si orang dalam itu sendiri yang membuat kerabat dan saudara mereka tergiur untuk menerima tawaran tersebut.

Keberadaan orang dalam tentu sangat merugikan, tidak hanya untuk perusahaan, tetapi juga bagi para pencari kerja lain yang benar benar memiliki kemampuan yang baik di bidangnya dan secara tidak langsung mereka tertolak karena posisi yang mereka lamar sudah terisi oleh kerabat si orang dalam tersebut, bahkan lebih parahnya lagi perusahaan tidak memberikan kesempatan untuk tes atau sekedar menjalani sesi interview. Mungkin surat lamaran mereka hilang terpendam oleh dokumen -- dokumen lain di perusahaan tersebut.

Menjengkelkan memang, melihat Si A dapat diterima pada perusahaan yang sama serta posis yang sama, tetapi Si B tidak diterima hanya karena tidak memiliki orang dalam, padahal secara data Si B lebih cocok dan lebih memiliki kemampuan di bidang tersebut. Seakan akan Nilai dan IPK hanya sebuah angka yang tidak memiliki arti sama sekali dan hanya formalitas belaka.

Seharusnya suatu perekrutan pada perusahaan dan pemerintahan harus lebih adil dalam merekrut calon karyawan/karyawati mereka, dan tidak hanya memandang bahwa mereka memiliki orang dalam saja, tetapi harus benar benar adil sesuai kemampuan para calon pekerja dan tentunya sesuai dengan kriteria pekerja yang perusahaan sedang cari, agar nantinya tidak menjadi bomerang pada perusahaan itu sendiri hanya karena kinerja yang buruk oleh orang bawaan dari Si Orang dalam tadi.

Perusahaan atau pemerintahan harus memiliki proteksi tersendiri agar pekerja mereka tidak menyalah gunakan kedudukan mereka untuk memasukan kerabat serta saudara mereka untuk bergabung tanpa adanya seleksi yang sah dari perusahaan itu sendiri, kemudian perusahaan dan pemerintahan harus memberikan sanksi tegas bagi para oknum _orang dalam_ tersebut.

Tentu masih banyak cara lain, selain yang sudah terpaparkan di atas agar dapat mencegah para oknum _orang dalam_  dalam melaksanakan aksinya, dan juga bagi perusahaan dan pemerintahan hendaknya dalam melaksanakan perekrutan harus lebih ketat dalam menyaring para calon pekerja mereka, agar dapat benar benar menemukan pekerja yang kompeten sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Sebagai tambahan, agar para pencari kerja dapat lebih bersaing dalam suatu perekrutan pekerjaan, harus memiliki kemampuan yang baik dan mumpuni serta terus mengembangkat kemampuan sesuai apa yang mereka miliki, agar tidak terjadi underemployment (tenaga kerja yang harus bekerja di bawah level kemampuan).

"Sukses tidak harus selalu menjadi pegawai yang berseragam rapi, atau menjadi pegawai Bank, atau juga menjadi PNS. Tetapi sukses itu ketika kita enjoy dengan pekerjaan kita dan tentunya sesuai kemampuan yang kita miliki, dengan sedikit kerja keras, saya yakin seseorang akan sukses dengan jalanya masing masing."

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun