Mohon tunggu...
Alfiatun Naza
Alfiatun Naza Mohon Tunggu... Lainnya - IAIN PONOROGO/MAHASISWA

Selalu berbuat baik kapanpun dan dimanapun

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pandangan Masyarakat tentang Santri

29 Juni 2022   10:30 Diperbarui: 29 Juni 2022   10:45 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Santri...!!! Jika mendengar kata santri. Mungkin, mayoritas kalian akan membayangkan figur anak muda mengenakan sarung, kemeja dan peci di kepala. Memang mayoritas santri tampil seperti itu. Terutama di kalangan pondok-pondok pesantren tradisional.

Interpretasi tentang makna santri mengkristal pada satu pemahaman bahwa santri itu merupakan komunitas yang menerima ajaran-ajaran Islam dari para kiai.

Apakah gelar santri itu bisa dibanggakan? bagi sebagian orang ya, namun bagi sebagian yang lain sepertinya sematan itu malah membuatnya malu. Loh kok bisa? karena ada asumsi negatif di masyarakat yang menganggap remeh para santri. Dengan asumsi santri hanya bisa mengaji dan mengaji. Dianggap terbelakang dan kuno bahkan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman.

Padahal berbanding balik dengan hal itu, menjadi seorang santri merupakan suatu kebanggan. Karena di pondok pesantren para santri tak hanya diajarkan mengaji, tetapi juga berbagai kreativitas dan pengembangan diri. Mereka dibentuk untuk menjadi manusia kritis yang bisa melakukan berbagai profesi dalam berbagai situasi dan kondisi. Tak hanya menjadi ahli agama, kedepannya mereka bebas memilih apa yang menjadi passion mereka dengan tetap memegang kaidah-kaidah Islam. 

Terlihat dari fisik dan juga pola pikir seorang santri, mereka sangatlah idaman. Wajahnya yang berseri-seri karena kuatnya iman yang mereka miliki. Basuhan air wudhu membuat banyak orang halu. Outfit yang jauh dari kekinian, namun malah menggoda iman. Baju koko dan gamis membuat mereka terkesan manis. Sarung dan peci yang mereka gunakan pun mampu meluluhkan hati. Sungguh indah ciptaan-Mu Tuhan. Mari, sudahi stigma mengenai santri kuno. Pesantren sebagai tempat menimba ilmu merupakan sebuah pilihan. Jangan berkaca pada satu sisi saja, namun lihatlah pula realitanya. Faktanya santri masa kini mampu bersaing di era digitalisasi. Banggalah menjadi seorang santri yang berguna bagi negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun