Mohon tunggu...
Alfiansyah_senja
Alfiansyah_senja Mohon Tunggu... Buruh - Penulis artikel, foto, dan traveling

Lahir dan besar di kota Balikpapan. "Setiap Malam adalah Sepi" adalah novel perdana yang berhasil dicetak lewat proyek indiependent. Novel ini bercerita tentang kehidupan urban seorang pekerja yang bekerja di malam hari di Kota Balikpapan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Seakan Hubungan Mesra Telah Putus

28 Februari 2020   13:38 Diperbarui: 28 Februari 2020   14:01 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Ide Omong Kosong
Ini sangat berlaku bagi orang-orang Balikpapan, yang multietnis dan multikultur. Jika masyarakat, terlebih pemerintah pada umumnya tidak pernah memperhatikan hal ini, maka yang terjadi di kemudian hari jangan pernah menyesal jika penghargaan Adipura telah jatuh ke kota-kota lain.

Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan kota kelahiran saya. Justru saya cinta sekali terhadap kota ini, di mana, saya, yang dari lahir, bersekolah dari SD sampai kuliah di Balikpapan, kerja pun tetap di sini.

Tapi ini adalah kritik. Kritik membangun sebuah peradaban yang baik, sebagaimana Balikpapan yang selalu kondusif. Jauh dari unsur huru-hara dan tidak pernah ada ide-ide radikal yang ingin menghancurkan bangsa. Bhineka Tunggal Ika benar-benar ada di tempat ini.

Namun, jika sebuah kota yang selalu disanjung, dibangga-banggakan, dan yang dihadirkan yang baik-baiknya saja, lantas, apakah Balikpapan itu memang baik-baik saja?

Di seberang Teluk Balikpapan, Penajam Paser Utara akan dibangun Ibu kota negara (IKN). Kaum urban berbondong-bondong mencari kehidupan yang layak di Balikpapan, sebagai penyandang ibu kota negara.

Sebelum gelombang kaum urban semakin membludak, ada baiknya mereka mengenal lebih dekat ruh dan jiwa Kota Balikpapan. Selain masyarakatnya yang ramah, pun selalu bersih, indan dan nyaman. Bersih dan indah ini adalah berkah dari etos kerja pasukan orange dan koleganya, serta pajak pembangunan yang dihasilkan oleh karyawan disiplin.

Dan jika saja bersih-bersih sampah ini menjadi agenda rutin yang dilakukan seluruh warga Balikpapan, mungkin, lumpur yang ada di pesisir Sungai Manggar akan kembali ke asalnya, yakni berubah menjadi pasir yang begitu bersahabat.

Festival Pesisir Balikpapan harusnya membersihkan sampah di sekitar pesisir. Semua kalangan ikut serta. Dan bisa jadi kegiatan ini rutin diadakan minimal 2 minggu sekali.  Wajib, tanpa terkecuali, karena sampah adalah persoalan yang sangat serius. Sungai dan laut tidak tercemar. Ikan tidak tercemar dan masyarakat pun tidak perlu khawatir ketika berenang di pantai (tidak gatal-gatal).

"Kami di sini tidak butuh pengakuan atau bagaimana. Yang kami lakukan ini benar-benar bentuk kepedulian dan kecintaan kami terhadap pesisir Balikpapan. Jika ada waktu, kami akan selalu bersih-bersih pesisir," ujar  salah satu anggota Marine Life Volunteer yang personel TNI AL yang memikul kresek merah yang bermuatan sampah. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Untuk kawan-kawan Marine Life Volunteer, semoga tidak pernah kapok untuk membersihkan pesisir. Ditunggu aksi berikutnya bersih-bersih di pesisir sungai, dan sangat ditunggu bersih-bersih di Sungai Manggar. Pesisir dan sungai butuh pertolongan, dan pertolongan itu telah dibuktikan oleh kawan-kawan Marine Life Volunteer.

Jangan pernah kapok menebar kebaikan. Secara langsung, kawan-kawan adalah ruh dan jiwa Kota Balikpapan. Sesuai slogannya, bersih indah, aman dan nyaman. Dan bukannya kebersihan adalah sebagian dari iman?

Balikpapan, 25 Februari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun