Mohon tunggu...
Alfian Nur Mujtahidin
Alfian Nur Mujtahidin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sekolah Dokter Semester 7 | Penggemar Bulutangkis | Bermimpi suatu saat bisa jadi Penulis\r\nTwitter : @alfiannurm

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sosok Jokowi di Mata Saya

8 Januari 2015   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:36 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Pak Joko Widodo yang Sederhana

Pertama kali saya menengal sosok Joko Widodo di tahun 2010, saat saya masih berdomisili di Jogjakarta, saya mendengar bahwa Solo kota yang dekat dengan Jogja berubah dan menjadi kota modern yang bagus semenjak dipimpin oleh pak Joko Widodo. Pesona pak Jokowi, panggilannya dalam memimpin kota Solo seolah menjadi oase ditengah banyaknya pemimpin yang kurang baik.

Keberhasilannya saat itu pun berhasil menjadikan dirinya populer keseantero negeri. Menjelang 2012, kegaduhan politik melanda ibu kota, Jakarta. Kegagalan Pak Fauzi Bowo selama lima tahun dalam memimpin ibu kota, berhembus kencang. Jakarta butuh perubahan, butuh orang yang mampu dan cepat. Tak arang, Jokowi pun tertantang, cita-citanya untuk terus membangun Solo ia tinggalkan, demi menunjukkan diri bahwa ia bisa membangun Jakarta, menyelesaikan Jakarta yang pelik akan kondisi dan keadaan. Branding dirinya dengan baju kotak-kotak berhasil memikat warga Jakarta untuk menjadikannya gubernur.

Jokowi memang sukses, Jakarta berbenah, kemacetan mencoba diurai, Monorel coba dihidupkan, taman kota diperbanyak, kanal banjir diperluas, dan kesemuanya semakin memikat masyarakat. Bak ditengah popularitas yang menjulang kelangit, Jokowi tetaplah orang sederhana. Berkali ia bilang bahwa Jakarta harus ia tuntaskan. Berkali-kali pula, bahwa Jakarta harus di selesaikan, dalam pikirnya, hanya ada Jakarta. Namun, masyarakat terus meminta, Jokowi harus nyapres. Jokowi harus jadi presiden. Namun, tetaplah Jokowi orang sederhana, baginya popularitas bukan aji mumpung. Ia bersikeras bahwa Jakarta harus diselesaikan. Namun, semua berubah detik menjelang pilihan DPR, sebelun sebelum pilihan DPR. Jokowi mengikrarkan diri. Baginya Indonesia lebih penting, baginya dengan memimpin Indonesia ia bisa selesaikan Jakarta dan bisa melanjutkan cita-citanya untuk membangun Solo kembali. Jokowi pun resmi nyapres.

Deklarasi itu pun, seolah memecah langit dan bumi. Pertarunganpun sengit. Keadaanpun berubah, popularitas, kesederhanaan, blusukan telah membranding Jokowi dan memikat orang banyak. Jokwipun resmi menjadi Presiden ketujuh Republik Indonesia. Pertama tahu Jokowi sejak 2010 dan empat tahun setelahnya ia menjadi Presiden. Mimpi apa Jokowi.

Bang Yos yang merupakan gubernur DKI dua periode aja, masih begitu susah untuk menjadi capres, eh Jokowi baru dua tahun mimpin DKI udah jadi Presiden aja.

Namun, euforia tidak boleh berlanjut. Tantangan lebih besar. Dihadapannya saat ini tidak hanya satu juta orang, tidak 10 juta orang saja, namun 240 juta! Tantangannya tidak hanya secuil kota solo saja, tidak hanya seumprit kota Jakarta, namun sekarang dari Sabang hingga Merauke. Dua bulan ini, baru saya merasakan kepemimpinan pak Jokowi, yang dulu saya dambakan, saat beliau memimpin Solo dan Jakarta. Namun, dua bulan dipimpin pak Jokowi, jauh dari apa yang saya bayangkan dan harapkan. Entah, apakah sekarang pak Jokowi berbeda atau sebenarnya ya begini ini model Jokowi dalam memimpin tapi di branding oleh media, sehingga seolah bahwa Jokowi luar biasa. Tapi entahlah, dua bulan belum cukup bagi saya untuk menilai terlalu dalam sosok Fenomenal pak Jokowi. Saya masih butuh banyak waktu untuk terus merasakan era kepemimpinan pak Jokowi. Dan saya masih terus menunggu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun