Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Potong Rambut Bisa Jadi Usaha Sampingan di Tengah Pandemi yang Berlangsung

25 Juli 2021   17:10 Diperbarui: 25 Juli 2021   17:13 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potong rambut. Gambar: alter_photo via kompas.com

Namanya Herman. Kami biasa memanggilnya Om Herman. Ia tinggal dibarisan depan rumah kami yang berhadap-hadapan. Dipanggil om bukan berarti sudah tua. Ia masih muda seumuran saya. Memang antar tetangga yang sudah memiliki anak, kami biasa menyapa dengan 'Om' supaya lebih akrab.

Hari Minggu lalu, ia melayani 5 orang pelanggan. Pelanggannya itu adalah bapak-bapak atau anak-anak di sekitar komplek perumahan tempat kami tinggal. Sejatinya ia bukanlah seorang tukang cukur profesional. Pekerjaan aslinya adalah seorang pegawai di salah satu perusahaan ban terkemuka di Kota Tangerang. Namun ia memiliki keahlian untuk mencukur rambut.

Pekerjaan sampingannya ini belum lama dilakukan. Baru sekira awal tahun 2021 ini. Berawal dari pandemi tahun lalu, ia dan keluarganya tidak pernah mencukur di salon. Bapak muda satu anak ini mencukur rambut anak dan istrinya sendiri. Mencukur rambut di salon memang berisiko terhadap penularan virus covid-19. Apalagi saat ini resiko penularan menjadi amat tinggi.

Dari mencukur rambut anaknya yang masih berusia tiga tahun dan istrinya itulah ia mulai dimintai tolong untuk mencukur rambut tetangga. Satu demi satu tetangga memanfaatkan jasa cukur rambut olehnya. Karena semakin ramai, maka iapun memperlengkapi dengan alat penunjang layaknya di tukang cukur profesional seperti gunting cukur, kursi, alat cukur elektrik, hingga selimut penutup.

Tidak setiap hari ia membuka pekerjaan sampingannya. Biasanya hanya setiap hari Minggu saja atau saat ada yang meminta tolong. Hal ini tentu lantaran ia sendiri juga masih bekerja. Tempat cukurnya berada di rumahnya sendiri. Teras rumah itu memang cukup luas. Cukup nyaman lah untuk bercukur. Apalagi diruang terbuka sehingga tidak panas walaupun tanpa adanya pendingin ruangan (AC).

Kini Om Herman sudah semakin lihai mencukur rambut para pelanggannya. Proses cukurnya pun kurang lebih sama. Memendekkan rambut terlebih dahulu dengan gunting. Kemudian membentuk potongan yang diinginkan dengan menggunakan alat cukur elektrik. Yang terakhir merapikan bagian tepi rambut dengan pisau cukur dan sabun. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali mencukur rambut pun tidak lama. Sekitar 20 hingga 30 menit. Sama seperti mencukur di tukang cukur rambut profesional.

Berapa tarifnya?

Untuk mencukur rambut, ia tidak pernah menetapkan tarif. Seikhlasnya saja tetangga mau memberi berapa. Umumnya berkisar 20.000 ribu untuk sekali mencukur rambut. Bagi om Herman, usaha sampingannya ini cukup lumayan untuk menambal gaji yang dipotong selama pandemi melanda. Pabrik tempatnya bekerja memang menetapkan kebijakan pemotongan gaji karyawan sejak pandemi berlangsung.

Saya sendiri melihat usahanya cukup ramai. Lumayan lah dalam satu hari buka bisa 4-5 orang yang cukur rambut disitu.

Apa yang membuat para tetangga memilih cukur rambut ditempat om Herman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun