Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inilah Pentingnya Menyelaraskan Diri dalam Lingkungan Kerja yang Toksik

24 Mei 2021   07:55 Diperbarui: 24 Mei 2021   08:02 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja bersama rekan di kantor. Gambar: Pixabay | Free-photos

Ada seorang rekan kerja, sebut saja namanya Paidi. Sehari-hari di lingkungan kerja ia sering mengeluh tentang bagaimana ia seolah menjadi pegawai yang sering terzolimi. Ibarat politik, ia seperti playing victim. Mulai cerita tentang gajinya yang kecil, kenaikan upah yang tidak layak, bonus yang kecil, dan segala macam "kesakitan-kesakitan" lainnya. 

Padahal sejatinya ia adalah orang yang "jarang" bergerak. Sehari-hari ia lebih sering terlihat duduk sambil serius menatap ponselnya (baca: main game). Kinerjanya tidak mentereng walaupun posisinya termasuk dalam jajaran atasan. 

Jabatannya tidak bisa dibilang kaleng-kaleng. Paidi menempati posisi sebagai asisten manajer. Pemikirannya yang konservatif membuatnya sulit diajak untuk kerjasama. Yang ada malah sering memicu konflik dengan tim lain. Akhirnya, setahun yang lalu ia dibebastugaskan setelah menolak demosi.

Pada hakikatnya, orang yang bekerja selalu dihadapkan pada kesulitan. Tidak ada lingkungan kerja yang bisa seterusnya membuat kita nyaman. Ada saja hal-hal yang mengganggu. Entah bos yang suka marah, rekan kerja yang sulit diajak bekerja sama, anak buah yang sulit diatur, dan problematika kehidupan karir lainnya. Itu adalah hal yang lumrah. 

Jangan mudah mengeluh untuk hal yang demikian. Sayang sekali karena hanya akan menghabiskan energi. Mengapa? Ya karena bekerja dimanapun pasti memiliki kesulitannya masing-masing. Tidak akan ada pekerjaan didunia ini yang berlangsung mulus-mulus saja. Dengan kata lain, racun (toksik) itu pasti ada.

Lalu apakah kita harus menyerah begitu saja pada lingkungan kerja yang toksik? Jangan, jangan menyerah begitu saja. Merasa terganggu itu pasti. Tidak nyaman? Jelas. Tetapi mari kita coba belajar untuk menyelaraskan diri dalam lingkungan pekerjaan. 

Menyelaraskan diri bukan berarti kita mengikuti arus melakukan hal-hal negatif yang membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman. Menyelaraskan diri berarti membuat diri kita nyaman di tengah situasi yang tidak nyaman. Ada dua hal utama dalam menyelaraskan diri dengan lingkungan toksik, yakni:

Pertama, membiasakan diri untuk menerima keadaan. Ini penting karena mau tidak mau kita berada dalam lingkungan tersebut. Bila sudah berhasil menerima keadaan maka yang kedua, tidak membiarkan situasi toksik tersebut mengganggu konsentrasi kita dalam bekerja.

Lalu apa sih pentingnya menyelaraskan diri? Bukankah kalau sudah tak nyaman mendingan undur diri (resign) saja?

Nanti dulu. Mari coba kita resapi secara objektif mengapa menyelaraskan diri dengan lingkungan kerja toksik itu juga penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun