Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masihkah Anak-anak Kita Bermain di Bawah Terang Bulan?

9 Maret 2021   14:17 Diperbarui: 12 Maret 2021   04:46 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keceriaan anak-anak bermain menjelang malam. (Gambar: unsplash.com/@ben_mcleod)

Itulah mengapa ada lirik yang berbunyi "Ngelingake aja pada turu sore" (mengingatkan agar jangan tidur diwaktu sore). Maka, momen bulan purnama adalah momen yang paling ditunggu bagi anak-anak. 

Momen bulan purnama adalah momen ketika anak-anak bisa berkumpul dan bermain diwaktu malam. Ajakan bermain ini nyaring terdengar. Oleh karena momen ini tidak datang setiap saat, maka disambut dengan riang gembira oleh anak-anak.

Wujud syukur kepada Tuhan

Lagu Padang Bulan selain memiliki latar belakang situasi jaman dulu, juga terkandung makna yang mendalam. Melalui lagu ini, anak-anak diajak untuk menaikkan syukur, mengingat kebaikan Tuhan. 

Bersyukur untuk apa? Untuk kenikmatan dan keindahan yang diberikan oleh Sang Pencipta Alam. Mengapa bisa menjadi kenikmatan? Sebab terang diwaktu malam itu sungguh sebuah keistimewaan tersendiri. 

Bulan purnama menjadi fenomena alam yang memberikan berkah untuk manusia. Anak-anak dibuat kagum oleh ciptaan Tuhan yang memesona. Pada masa itu, bulan purnama adalah keindahan tiada tara. Karena bulan purnamalah anak-anak bisa bermain dimalam hari.

Saya masih menikmati momen keindahan dan keriangan bulan purnama saat saya masih kecil. Saat itu listrik sebenarnya sudah ada walaupun belum merata. Setiap bulan penuh, saya akan bermain-main dengan teman-teman. Macam-macam permainan tradisional yang mungkin sudah tidak banyak dikenal pada masa kini. 

Permainan itu antara lain Bentengan, gobak sodor (dulu disebut Bustangsin di daerah saya), congklak, engklek, kelereng, dan gasing. 

Tak hanya anak-anak, para orang tua pun berkumpul saling bercengkerama satu sama lain sambil menunggu anak-anak bermain. Sungguh keceriaan yang luar biasa! Bulan purnama menjadi wahana untuk menjalin persaudaraan antar tetangga.

Bagaimana kini?

Rasanya semangat kebersamaan dan berkumpul pada diri anak-anak sudah mulai luntur. Atau mungkin kita para orang tua yang terlalu sibuk sehingga kurang mengarahkan anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun