1. Penghapusan lockdown wilayah membuat ekonomi akan berputar semakin kencang.
Kita mengenal istilah PSBB (pembatasan sosial berskala besar), PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) atau apapun yang diterapkan daerah saat ini pasti mempengaruhi perputaran ekonomi masyarakat. Ini akan berpengaruh pada dunia usaha baik langsung maupun tidak langsung. Pembatasan jam otomatis membuat permintaan menurun.
2. Aktivitas WFH (work from home) mengganggu kegiatan usaha.
"Mohon maaf pak, WFH membuat aktivitas menjadi agak delay" begitu bunyi pesan whatsapp yang saya terima dari salah satu supplier. WFH nampaknya membuat kinerja pegawai menjadi tidak maksimal.
3. Covid-19 sudah mengganggu jalannya operasional perusahaan.
Pegawai yang terpapar covid-19 secara otomatis akan menjalani isolasi mandiri. Bagaimana bila jumlah yang terpapar banyak? Konsekuensinya pasti akan membuat operasional terganggu.Â
Pengiriman barang terganggu, meeting dibatalkan, transaksi bisnis tertunda, serta sederet gangguan operasional lainnya. Beberapa kantor pemerintah bahkan sempat ditutup jika terindikasi dilanda virus.
4. Pandemi membuat orang menunda perjalanan bisnis.
Kewajiban PCR, rumitnya ijin masuk semenjak pandemi, larangan bepergian ke zona merah, hingga ketakutan pribadi terhadap virus membuat banyak pelaku bisnis menunda perjalanan.Â
Penundaan ini membuat proyek terkendala. Apalagi yang berurusan dengan pihak asing. Beberapa negara masih belum mengijinkan warganya untuk masuk ke Indonesia. Akhirnya beberapa proyek ataupun urusan bisnis mengalami reschedule, tertunda (pending), atau bahkan dibatalkan (cancelled).
5. Ketakutan terhadap pandemi membuat orang lebih memilih untuk menyimpan uang.