Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Menjadi Seorang Quality Control

14 Oktober 2020   08:08 Diperbarui: 15 Oktober 2020   18:00 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bagian Quality Control. Gambar: pixabay

Jadi ketrampilan saya menggunakan AutoCAD dan Solidworks -2 software desain- otomatis tidak terpakai. Tidak mengapa, yang terpenting saya berada ditempat dimana saya harus berada. Inilah karir yang saya harus jalani.

QC sebagai penjamin kualitas

Seorang pekerja sedang melakukan proses produksi tangki trafo. Gambar: Dokpri.
Seorang pekerja sedang melakukan proses produksi tangki trafo. Gambar: Dokpri.

QC adalah pelopor kualitas dalam sebuah perusahaan. Ia merupakan penjamin bila produk yang dijual ke pasaran merupakan produk yang memiliki mutu dan layak untuk dijual. 

Dapat dikatakan bahwa bisa atau tidaknya produk dilepas ke pasaran itu adalah wewenang QC dengan mengikuti standar yang ditetapkan. Tentu apabila produk sudah dirilis ke pasar itu artinya produk tersebut sudah lulus pengujian. 

Misalnya anda membeli lampu senter. Setidaknya produk tersebut sudah dites ON-OFF sehingga dipastikan menyala. Pengetesan lain adalah umur pakai. Bila produk tersebut berani memberikan garansi umur pakai setahun misalnya, artinya produk tersebut sudah melalui pengujian dalam waktu satu tahun masih bisa digunakan.

Walaupun sebagai pelopor kualitas, bukan berarti mutu produk itu berada ditangan orang QC. Semua bertanggung jawab terhadap kualitas. Saya pernah diajarkan sebuah semboyan tentang kualitas, yakni bahwa kualitas itu berada ditangan si pembuat. 

Sederhananya, bila anda memasak nasi goreng, enak dan tidaknya nasi goreng itu bergantung pada anda yang memasak, bukan orang lain yang mengecap. 

Orang yang mengecap hanya bisa mengatakan bahwa "ini enak" atau "ini tidak enak". Inilah alasan mengapa kemudian dalam praktiknya QC selalu berbenturan dengan bagian produksi. Sebab bagian produksi mengejar kuantitas. 

Ia dituntut untuk membuat barang sebanyak-banyaknya karena penilaian kinerja produksi didasarkan pada produktivitas. Semakin banyak dia membuat barang, semakin bagus. 

Sedangkan QC mengejar kualitas. Penilaian kinerja didasarkan pada banyak dan tidaknya keluhan pelanggan (customer complain). Juga berapa persentase kegagalan produk. Ada prinsip kehati-hatian. Karena biasanya semakin cepat proses, barang yang dihasilkan semakin tidak bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun