Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kiat-kiat supaya Sukses Mengelas

23 September 2020   08:48 Diperbarui: 23 September 2020   08:55 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengelasan. Gambar: builder.id

5. Heat Input (HI)

Heat Input merupakan gabungan tiga unsur yang terdiri dari arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan. Ini akan berdampak pada energi panas sebagai masukan (sumber) pengelasan. Terlalu besar atau terlalu kecilnya HI bisa berpotensi mengakibatkan cracking (keretakan). Disinilah skill welder berperan. Arus dan tegangan harus mengikuti standar. Tak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kemudian kecepatan pengelasan. Tak boleh terlalu cepat juga tak boleh terlalu pelan. Bagaimana menggambarkannya ya? Ini sih bergantung feeling welder.

6. Elektroda (kawat las)

Contoh kawat las. Gambar: pinterpandai.com
Contoh kawat las. Gambar: pinterpandai.com

Kawat las yang beredar dipasaran itu banyak sekali variasinya. Karena memang kawat las itu banyak sekali kodenya. Jangan sampai salah. Kode biasanya tertulis pada kemasan. Penggunaannya didasarkan pada jenis pengelasan yang dipakai dan jenis material yang akan dilas. Contohnya kita akan mengelas material stainless dengan menggunakan jenis pengelasan SMAW, maka kita gunakan kawat las dengan kode SFA 5.4. 

Sedangkan bila akan mengelas material carbon steel menggunakan pengelasan GMAW menggunakan kawat las dengan kode 5.18. Setelah kode ini dibagian kemasan akan diikuti kode mekanis kawat seperti tertera pada gambar di atas.

7. Pengujian

images-13-5f6976bb097f365cda3e45e4.jpeg
images-13-5f6976bb097f365cda3e45e4.jpeg
Uji NDT penetrant. Gambar: etsworlds.idSuatu hasil las itu perlu diuji. Tujuannya adalah untuk mengetahui adanya cacat las. Pengujian las dikenal dengan 2 tipe pengujian yakni Destructive Test (DT) dan Non Destructive Test (NDT). Seperti terjemahannya, DT berarti uji merusak. Sedangkan NDT adalah uji tidak merusak. DT biasanya diaplikasikan pada saat kualifikasi awal sebelum melakukan pekerjaan las. 

Menggunakan sampel dengan karakteristik mekanis benda dan prosedur las yang sama dengan yang akan dijalankan. Kalau untuk setelah pengelasan yang paling sering digunakan adalah NDT. NDT sendiri banyak macamnya: visual inspeksi, Uji penetrant, Uji magnetic, pengujian ultrasonic, tes radiography, dan lain-lain. 

Pemilihannya bergantung pada kebutuhan. Yang paling banyak dipakai adalah Uji Penetrant (lihat gambar) dan magnetic (PT/MT) karena murah dan praktis. Hanya saja kelemahan metode ini adalah hanya bisa mendeteksi cacat las di permukaan saja. Semisal ada retakan didalam kampuh las dengan kedalaman tertentu, metode ini tak bisa mendeteksi. Minimal harus dengan menggunakan ultrasonic tes. Tentu dengan harga yang lebih mahal.

Dari kesemua yang saya tulis diatas sebenarnya anda bisa melihatnya didalam dokumen prosedur welding yang disebut dengan WPS (Welding Procedure Specification). Dokumen ini berisi panduan lengkap untuk welder dan inspektor dalam melaksanakan pekerjaan dan kontrol pengelasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun