Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lingkungan Whatsapp Grup, Efektifkah?

17 September 2020   08:12 Diperbarui: 17 September 2020   08:19 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi grup WA. Gambar: komitmen.id

4. Murah dan efisien

Murah dalam artian dapat mengurangi anggaran. Contohnya saat ini di lingkungan RT saya, bila akan ada pertemuan warga, undangan disampaikan melalui grup WA. Termasuk juga bila ada kerja bakti. Ketua RT akan membuat pengumuman melalui grup WA. Lalu nanti warga akan saling menimpali membawa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk kerja bakti. Jadi untuk pengadaannya pun juga lebih praktis.

5. Dalam masa pandemi seperti sekurang, mengurangi frekuensi tatap muka.

Ini jelas. Tak perlu tatap muka bila pertemuan bisa dilakukan secara daring. Dan grup WA bisa memfasilitasi itu. Cukup dari rumah atau pun ditempat kerja, rapat akan tetap dapat dilaksanakan.

6. Sebagai media usaha kecil.

Saat ini digrup lingkungan saya, beberapa kepala rumah tangga memulai usaha kecil dan ditawarkan di dalam grup WA. Macam-macam usahanya. Mulai dari kuliner, laundry, sembako, dan pulsa listrik. Semuanya ada. Jadi mengurangi potensi juga untuk keluar-keluar. Ada baiknya juga untuk saling membeli produk dari tetangga terdekat dimasa pandemi. Serta mematuhi protokol untuk dirumah saja.

Baik, itu tadi kelebihannya. Ada kelebihan pasti ada kekurangan. Sekarang mari kita lihat kekurangannya.

#Kekurangan

1. Rentan timbulnya perselisihan atau percekcokan

Ini berdasarkan pengalaman saja. Khususnya WA grup ibu-ibu. Mungkin karena terkadang orang menulis di gadget dengan ngomong langsung itu berbeda. Karena tidak berhadapan secara langsung, jempol ini lebih memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat secara terbuka. Kadang-kadang frontal. Sama seperti yang terjadi twitter, instagram, dan facebook. Jempolmu adalah harimaumu. Netizen +62 itu kan dikenal netizen yang militan, hehe... Akhirnya kalau sudah begini ya jadinya perpecahan.

2. Jarang bertemu / bersosialisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun