Selain Parpol yang memiliki kursi di DPRD, ada beberapa parpol non-legislatif yang telah menyatakan dukungan. Diantaranya PKB dan Hanura. Nasdem pun melalui Sekjen Johny Plate juga mengindikasikan akan mengikuti gerbong pencalonan tersebut.
Kemungkinan Gibran melawan Kotak Kosong.
Dengan koalisi yang begitu gemuk, sangat dimungkinkan Gibran tak akan memiliki lawan di Pilkada Solo. Bila dihitung jumlah kursi partai pendukung, maka Gibran telah memperoleh 40 kursi dukungan dari total 45 kursi legislatif.Â
Satu-satunya partai yang tegas ingin mengusung penantang hanyalah PKS. Namun partai ini hanya memiliki 5 kursi di DPRD sehingga mereka harus berkoalisi jika ingin mengusung calon mengingat batas minimal kursi partai politik untuk mengusung calon adalah sebesar 20 persen atau sebanyak 9 kursi.Â
Maka bila tidak ada keajaiban dalam artian ada partai lain yang menarik dukungan, dapat dipastikan Gibran tak akan memiliki lawan yang diusung oleh Parpol.Â
Memang beberapa partai baru memberikan statement, belum memberikan dukungan secara resmi. Saat ini PKS sendiri diberitakan sedang merayu Achmad Purnomo yang gagal mendapatkan tiket dari PDIP.
Muncul Calon Independen.
Yang menarik, di tengah ramainya parpol mendukung Gibran, ada pasangan calon independen yang mencoba merusak hegemoni pencalonan Gibran.Â
Adalah Bagyo dan pasangannya, FX Suparjo yang mendaftarkan diri sebagai pasangan calon walikota dan wakil walikota dari independen. Belum banyak hal yang dapat diketahui mengenai profil kedua calon.Â
Bagyo sendiri diberikan sebagai tukang jahit dan FX Suparjo adalah ketua RW di Solo. Mereka diusung oleh yayasan tikus pithi yang mengklaim memiliki anggota puluhan ribu di Solo. Saat ini pasangan ini sedang mengurus perbaikan administrasi pencalonan setelah berkasnya dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU Solo.
Gibran Rakabuming Raka, Putra Presiden Jokowi memang sudah bertekad bulat untuk menjadi Walikota Solo. Keinginannya ini diprediksi tidak akan menemui hambatan yang berarti.Â