Atau bagaimana kisah sukses komedian Tukul Arwana dari yang tadinya miskin hingga terkenal dan memiliki 500 pintu kontrakan. Setiap orang punya kisah perjuangan hidup masing-masing. Ada seorang rekan yang sudah menikah. Ia dan istrinya tidak kekurangan secara materi.
Mereka sering bepergian untuk berwisata ke banyak tempat. Namun pasangan ini belum dikaruniai momongan meski telah menikah kurang lebih 4 tahun dan telah menghabiskan banyak uang untuk program hamil di dokter terbaik di kota kami. Menurut saya ini pun perjuangan.
Dulu saya ingat bagaimana almarhum ibu saya melawan diabetes. 2 Tahun terakhir menjelang kepergiannya, beliau divonis gagal ginjal dan harus cuci darah seminggu dua kali.
Kondisinya diperparah dengan glukoma sehingga dua matanya sudah tidak bisa melihat lagi. Untuk makan dan minum sangat dibatasi. Bahkan untuk minum hanya boleh segelas air putih per hari. Saya mengingat bagaimana ia harus melawan haus di tengah panasnya suhu di siang hari.
Kami keluarganya tidak sampai hati bila beliau meminta air putih lagi karena haus. Namun kami terpaksa harus menolaknya dengan teramat sangat berat hati demi kesehatan ibu. Ini pun adalah perjuangan, perjuangan seorang ibu melawan penyakit dan perjuangan keluarga merawat yang sakit.Â
Dalam versi yang lain, saya juga memiliki seorang rekan yang kehilangan ibunya ketika masih kecil. Sang ayah menikah lagi dan pernikahannya tidak berjalan mulus. Sering terjadi cek-cok  di rumah sampai tidak jarang ada piring dan gelas melayang. Teman saya ini melihat orang tuanya bertengkar dan tumbuh dalam keluarga seperti itu sampai dewasa.
Akhirnya pada saat dewasa ia mengakui memiliki kepahitan secara psikologis dan merasa benci kepada kedua orang tuanya. Dari luar pribadinya tampak seperti biasa saja bahkan cenderung ceria. Tetapi ia sering merenung dan menangis ketika sendiri.
Ia sedang berjuang melawan kepahitan dan rasa bencinya kepada orang tua. Ia ingin sembuh. Ini pun adalah bentuk perjuangan.
Ada banyak lagi bentuk-bentuk perjuangan seperti seorang pria yang sedang berjuang mencari pasangan hidup, seorang mahasiswa yang mengejar nilai A supaya beasiswanya tidak dicabut, ada pula suami istri yang berjuang untuk mempertahankan mahligai rumah tangga. Semua itu adalah perjuangan.
Oleh karena itu tidak perlu beranggapan bahwa orang lain hidupnya lebih baik dan hidup kita lebih buruk. Saya ingat nasihat Bapak ada falsafah Jawa yang mengatakan "Wong urip kui mung sawang-sinawang" yang artinya bagaimana seseorang itu memandang kehidupan. Orang suka membandingkan hidupnya dengan orang lain. Membandingkan apa yang orang lain punya sementara kita tidak. Padahal ada yang kita punya dan orang lain tidak.Â
Maka dari itu saya meyakini bahwa setiap orang itu dalam hidupnya berjuang. Setiap orang sedang melakukan bagiannya masing-masing. Mungkin bebannya berbeda-beda tetapi sebenarnya takarannya sama karena kemampuan setiap orang mengatasi masalah juga berbeda-beda. Ada perjuangan hidup yang nampak, tapi ada juga perjuangan hidup yang tak kelihatan.Â
Semoga kita semua dimampukan untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup kita dan menemukan kedamaian sejati.
Salam.