Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengalaman Mengurus Perpanjangan SIM di Masa Pandemi

8 Juli 2020   09:39 Diperbarui: 11 Juli 2020   02:11 4938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Smart SIM (Foto: KOMPAS.com/Gilang)

Kami agak bingung karena baru pertama urus di situ. Biasanya di SIM keliling. Di situ tidak ada nomer antrean. Setelah menunggu beberapa saat, seorang cleaning service memberi tahu bahwa kalau mau mengurus SIM lebih dahulu tes psikologi. 

Gedungnya ada di seberang kantor Satpas. Kami berpindah kesana dan masih sepi. Hanya ada tempelan di pintu bahwa layanan setiap hari mulai pukul 08.00 pagi. 

Petugas baru datang sekitar jam 7.45 lalu langsung membagikan nomer antrean. Akhirnya kami berebut nomer karena saat itu yang menunggu sudah mulai banyak. 

Beruntung saya dapat nomor 4. Begitu dapat nomer antrean, kami masih menunggu sampai ruangan siap digunakan. Kami diberi kursi untuk duduk diluar dan diberi jarak. Tentu harus pakai masker, ya.

Tepat pukul 8 pagi mulai dipanggil masuk untuk tes psikologi. Dipanggil per 5 orang supaya di dalam tetap bisa jaga jarak. Tes psikologi sudah online menggunakan komputer sehingga cepat dan langsung keluar hasilnya. Lalu kami diberi surat keterangan lulus tes dan bayar 100.000 rupiah. Surat itu saya bawa dan diberikan ke bagian pendaftaran SIM.

Mulailah proses perpanjangan SIM di gedung Satpas. Betul-betul protokol terkait Covid-19 dijalankan. Pemohon harus cuci tangan terlebih dahulu dan diukur suhu tubuh. Masker harus tetap dipakai.

Masuk ke dalam saya langsung menuju loket pertama yakni ruangan tes kesehatan untuk tes buta warna dan diukur tinggi serta berat badan. Di sini saya membayar 30.000 rupiah. Lalu ke loket ke-2 untuk bayar asuransi 30.000 rupiah. 

Lanjut ke loket-3 (BRI) untuk membayar biaya administrasi sebesar 130.000 rupiah. Selesai dari loket ke-3, pemohon diwajibkan mengisi form yang telah disediakan. Oiya, lebih baik bawa bolpoin sendiri ya. 

Form ini antara lain mengenai data diri pemohon dan jenis permohonan SIM. Hanya 3 menit mengisi formulir lalu saya berikan ke loket selanjutnya untuk bersiap foto. 

Untuk foto, masker boleh dilepas sebentar. Kalau foto SIM pakai masker lucu juga kayaknya. Selesai foto hanya menunggu 2 menit SIM saya sudah selesai.

Ternyata pengurusan SIM di Satpas Rajeg cepat sekali. Pengurusan di dalam setelah tes psikologi mungkin hanya sekitar 20 menit selesai. Jam 08.45 saya sudah bisa pulang. Pikir saya sayang juga karena saya sudah terlanjur cuti. Kalau tahu begini, cukup izin 2 jam saja, hehehe.. Total biaya pengurusan perpanjang SIM A 290 ribu. Untuk SIM C 285 ribu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun