Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Ogah

7 November 2022   13:13 Diperbarui: 7 November 2022   13:27 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagi cepe dong den..."
Kalimat yang mungkin tak asing kita dengar. Ya itu kalimat yang diucapkan Pak Ogah, salah satu tokoh di serial si Unyil.

Setiap hari, ku melihat Pak Ogah, biasanya kutemukan di pertigaan, perempatan.

Aku tau sebutan "Pak Ogah" ini mungkin baru sekitar 6 tahun lalu. Waktu itu kami naik grab dari suatu acara. Aku duduk di depan. Pak supir meminta receh kepadaku, ia bilang untuk Pak Ogah. Aku bingung, dalam hati ku bertanya siapa Pak Ogah?

Setelah lebih dekat. Lalu Pak Supir bilang sambil menunjuk nah itu (menunjuk Pak Ogah yang sedang bertugas) nanti untuk pulangnya nyebrang.
Aku lebih bingung lagi.
Seharusnya itu bukan kewajibanku lagi bukan?
Kenapa aku yang harus membayar?
Tapi saat itu aku tak berpikir apa -apa, aku bingung sambil memberia uang dua ribuan.
Tapi kesal ada belakangan.

Aku adalah pengendara motor.
Aku salah satu yang amat terbantu oleh Pak Ogah. Bayangkan saja kondisi lalu lintas saat ini?
Tanpa Pak Ogah?
Wahhh lalu lintas semerawut.
Semakin kendaraan kita maju, semakin maju juga kendaraan dari arah lain, yang ada kami akan terjebak di tengah, belum lagi di tambah teriakan, caci maki, bunyi klaskson.
Memakai cara sopan pun kendaraan arah lain masih ada saja yang tetap maju, sudah angkat tangan, acungkan jempol, menundukkan badan, kepala. Benar-benar tidak aman dan nyaman.

Dengan bantuan Pak Ogah, kendaraan dari arah lain bisa berhenti, walaupun masih ada saja yang ngeyel, tetap maju, wah sangat membahayakan.

Pak Ogah, biasanya menggunakan light stick, papan rambu lalu lintas, peluit. Atau hanya dengan tangan kosong saja.
Aku sangat kagum pada Pak Ogah. Tak mudah mengatur lalu lintas.
Menurutku polisi saja kalah. Pak Polisi punya metode tersendiri pastinya. Biasanya, Pak Polisi menunggu dulu agak banyak kendaraan, baru di seberangkan. Tidak satu persatu.
Pak Ogah ini berbeda dengan sat set nya bisa menyebrangkan sedikit kendaraan, tapi juga tidak membuat kemacetan.

Aku suka dengan cara kerja dan kerja tim yang bagus dari para Pak Ogah ini, ya kadang mereka berdua, bertiga.
Oya, kadang Pak Ogah terlihat sedih ketika ada polisi bertugas, ladang rezeki mereka seperti  "diambil alih", sehingga mereka tak dapat pemasukkan.
Tapi mereka tau, Pak Polisi tak lama, mereka bersabar sambil juga membantu Pak Polisi.
Kadang juga diminta bantuan untuk mengambil foto para Pak Polisi itu bertugas. Untuk laporan mungkin. Itu yang ku amati.

Banyak hal lain yang kuamati dari Pak Ogah ini. Ekspresi mereka. Selain kesedihan tadi. Mereka juga bisa bingung, kecewa, kesal ketika pengendara tak memberikannya receh, padahal mereka sudah dibantu di seberangkan. Kadang mereka pasrah saja, bengong, melihat terus kendaraan itu sampai jauh atau bahkan mengumpat. Tapi, ada juga yang tetap senyum, melambaikan tangan, ini akan terjadi jika pengendara meminta maaf tidak bisa memberi,  dengan kaca yang terbuka, membunyikan klakson tanda terima kasih, melambaikan tangan, menundukkan badan dan kepala atau sampai bilang terima kasih.
 
Tapi beda lagi ketika mereka mendapatkan uang. Mereka akan berterima kasih, menundukkan kepala, tersenyum dan tak lupa mengucapkan hati-hati.

Oya, cara membuat senang mereka dan jika kalian ingin disebrangkan dengan segera, tunjukkan uang yang akan kalian berikan, jendela kaca mobil buka lalu tangan memegang uang dan keluarkan sedikit dari jendela, atau yang menggunakan motor siapkan uang kalian, pegang di tangan sambil juga memegang stang, seketika Pak Ogah akan melihat, lalu kendaraan dari arah lain akan diberhentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun