Mohon tunggu...
Zakki Alfarhan
Zakki Alfarhan Mohon Tunggu... Freelancer - Fulltime Blogger

Seorang Pemuda kampung yang memiliki mimpi besar, mencoba lakukan hal terbaik dalam ruang ruang kebermanfaatan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pembangunan Ugal-Ugalan, Banjir Menjadi Tamu wajib

17 Februari 2023   18:53 Diperbarui: 18 Februari 2023   09:11 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir telah menjadi masalah yang kronis di banyak wilayah, termasuk di NTB. Meskipun pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk mengatasi masalah ini, banjir masih terjadi setiap tahun dan bahkan semakin parah. Salah satu alasan utama mengapa banjir terus terjadi adalah karena pemerintah gagal melakukan pembangunan berbasis lingkungan yang berkelanjutan.

Pembangunan berbasis lingkungan adalah suatu cara pembangunan yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dalam setiap keputusan pembangunan. Pembangunan semacam ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari untuk masa depan.

Namun, kenyataannya di Indonesia dan NTB khusunya, pembangunan berbasis lingkungan masih sangat minim. Banyak kebijakan pembangunan yang hanya memperhatikan aspek ekonomi dan sosial, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Akibatnya, banyak daerah mengalami kerusakan lingkungan yang serius, seperti penebangan hutan yang berlebihan, pemindahan tanah yang tidak terkendali, dan penggunaan bahan kimia beracun yang merusak lingkungan.

Dampak dari pembangunan yang tidak berkelanjutan ini terlihat jelas pada setiap musim hujan. Banjir dan tanah longsor sering terjadi di banyak daerah, menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial yang besar. Banjir dan tanah longsor juga dapat membahayakan keselamatan jiwa, terutama jika terjadi di daerah pemukiman penduduk.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus mengambil tindakan yang lebih serius dalam membangun infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam setiap kebijakan pembangunan yang dibuat. Selain itu, pemerintah juga harus lebih memperhatikan dan mengawasi penggunaan lahan yang berkelanjutan, membatasi kerusakan lingkungan, dan mempromosikan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial, dan budaya dalam setiap kebijakan pembangunan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas wisata, serta memperhatikan kondisi lingkungan, sosial, dan budaya setempat. Pemerintah juga harus mempromosikan kebijakan yang membatasi aktivitas-aktivitas yang merusak lingkungan dan menghargai budaya setempat.

Dalam konteks pembangunan pariwisata, pendekatan berkelanjutan dapat menghasilkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan lingkungan. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, menghasilkan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan lokal. Selain itu, pembangunan pariwisata yang berkelanjutan juga dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan budaya di antara wisatawan dan masyarakat setempat.

Dalam hal pembangunan pariwisata ugal-ugalan, tindakan yang diperlukan adalah mengadopsi pendekatan berkelanjutan dalam pengembangan wisata, dan membatasi aktivitas yang merusak lingkungan dan menghargai budaya setempat. Pemerintah dapat menerapkan peraturan dan sanksi yang tegas terhadap praktik-praktik yang merusak lingkungan dan budaya setempat, serta mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan melalui kampanye dan promosi yang tepat.

Secara keseluruhan, pembangunan pariwisata ugal-ugalan dapat dianggap sebagai contoh dari pembangunan yang tidak berkelanjutan dan merusak lingkungan. Untuk mencapai pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial, dan budaya dalam setiap kebijakan pembangunan. Dengan adopsi pendekatan berkelanjutan, pembangunan pariwisata dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran lingkungan dan budaya di antara wisatawan dan masyarakat setempat.

Kesimpulannya, banjir dan masalah lingkungan lainnya yang terus terjadi merupakan bukti nyata bahwa pemerintah gagal melakukan pembangunan berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus lebih serius dalam mengadopsi pendekatan berkelanjutan dalam setiap kebijakan pembangunan yang dibuat dan mempromosikan gaya hidup yang ramah lingkungan. Dengan tindakan yang tepat dan konsisten, masalah lingkungan di Indonesia dapat diatasi dan masyarakat dapat menikmati lingkungan yang sehat dan lestari untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun