Pada tahun 2018 kemarin, hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) mengenai kualitas pendidikan sebuah negara menampilkan Indonesia berada pada urutan 74 dari 79 negara. Hasil survei tersebut berdasarkan kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains.
Berdasarkan hal tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengangkat tema literasi dengan dibagi menjadi 3 tema kecil, yaitu literasi sains, literasi digital, dan literasi numerasi. Program tersebut bertujuan untuk membangun budaya literasi pada siswa sekolah. Setiap mahasiswa melakukan program tersebut pada daerah tempat tinggal mereka masing-masing.
Penulis melakukan program KKN literasi di SMP Negeri 6 Karawang Barat yang berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam program ini penulis mendampingi 10 orang siswa kelas 7, hal ini dikarenakan kelas 7 merupakan tingkat kelas yang masih mengalami masa transisi antara Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga pembentukan budaya literasi akan jauh lebih mudah.
Penulis melakukan sinkronisasi antara materi pelajaran dengan bahan literasi yang akan diberikan kepada siswa. Sinkronisasi tersebut dilakukan dengan cara memberikan bahan literasi pada satu hari sebelum mata pelajaran tersebut dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan rasa senang kepada siswa apabila sesuatu yang mereka baca berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh guru pada hari berikutnya.
Bahan literasi yang diberikan merupakan penerapan, fakta dalam kehidupan sehari-hari, dan beberapa tips yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Bahan literasi tersebut dikemas menggunakan desain dan ilustrasi yang menarik, hal ini bertujuan untuk menarik minat baca dari siswa.
Penulis membuat sebuah akun sosial media Instagram untuk mewadahi bahan literasi yang sudah dibuat. Sosial media merupakan platform yang sering digunakan oleh semua kalangan, terutama kalangan anak remaja. Pembuatan akun tersebut bertujuan agar siswa dapat menggunakan sosial media lebih positif. Akun Instagram tersebut tidak hanya dibagikan kepada siswa yang didampingi, akan tetapi dibagikan kepada seluruh siswa kelas 7 SMPN 6 Karawang Barat.
Selain membuat akun Instagram sebagai wadah bahan literasi, penulis juga membauat sesi diskusi lebih lanjut kepada siswa yang didampingi. Diskusi tersebut dilakukan satu minggu sekali melalui platform Telegram dan dilaksanakan sebanyak 3x pertemuan. Diskusi tersebut memiliki 3 topik utama yang dibahas yaitu, literasi sains, literasi baca tulis, dan literasi numerasi. Setiap pertemuan diskusi membahas tentang pengertian topik secara teori dan tips yang bisa dilakukan oleh mereka untuk melaksanakan kegiatan dari topik tersebut.Â
Penulis juga memberikan informasi kepada para siswa bahwa literasi bisa dilakukan menggunakan media digital seperti smartphone dan komputer, serta beberapa platform penyedia bahan bacaan seperti novel dan komik yang dapat mereka gunakan secara gratis. Selain diskusi dengan para siswa, penulis juga membuat beberapa poster edukasi literasi yang ditujukan untuk setiap orang tua siswa.
