Mohon tunggu...
Alfa Syahputra
Alfa Syahputra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Apa Jadinya Bila Hidup Tanpa Piknik? Ini Beberapa Faktanya!

21 Januari 2018   22:31 Diperbarui: 21 Januari 2018   22:37 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.tamanair.id

"Makanya piknik!" Kata - kata itu pasti sering dong kamu dengar setiapkali kita terlihat stress atau frustasi. Di beberapa postingan sosial media juga begitu, acapkali ungkapan itu disampaikan di saat kondisi "perang komen" di sosial media sudah begitu ricuh, pasti ada yang ngeletuk "dasar kurang piknik!".

Sebenarnya, disatu sisi itu itu ada benarnya, karena liburan sejatinya sangat bermanfaat untuk menyegarkan fikiran kita dari berbagai aktifitas pekerjaan yang menjenuhkan setiap hari. Kondisi jenuh tentu saja akan membuat fikiran kita berat dan tidak sedikit membuat stress dan frustasi.

Nah, coba kamu bayangkan, gimana sih jadinya hidupmu jika tidak pernah menjalani piknik sama sekali atau dalam jangka waktu yang cukup lama? Ini beberapa fakta yang wajib kamu ketahui.

1. Angka Bunuh Diri yang Tinggi

Tingginya angka bunuh diri di beberapa negara besar di dunia tentu saja sangat berkaitan erat dengan tingginya tekanan kerja dan minimnya waktu berlibur di kalangan pekerja di kota tersebut. Sebut saja seperti di Amerika Serikat, di negara Paman Sam ini, waktu libur dihitung sebagai tunjangan perusahaan, bukan hak, yang mana hanya diberikan selama beberapa hari dalam 1 tahun.

Beberapa karyawan disana bahkan tidak mengambil cuti liburdemi meningkatkan penghasilan mereka, karena cuti yang tidak diambil akan diganti dengan kompensasi uang. Sehingga tidak mengherankan, jika tingkat stress karyawan di negara ini sangat tinggi dan akibatnya angka bunuh diri pun juga tinggi negara ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC menyatakan, angka bunuh diri melonjak pesat di kalangan warga berumur antara 35 tahun hingga 64 tahun. Sebagian besar diakibatkan karena tingkat stress yang tinggi akibat pekerjaan dan ekonomi.

"Jumlah kasus bunuh diri ini lebih banyak dibandingkan kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut CDC, pada tahun 2010, kecelakaan lalu lintas menewaskan 33.687 orang. Sementara 38.364 orang tewas bunuh diri pada tahun yang sama" kata Direktur CDC Director Tom Frieden seperti dilansir kantor berita AFP.

2. Individualisme Meningkat, Kebahagiaan Menurun

Orang yang kurang piknik, cenderung akan sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak peduli dengan lingkungannya. Hal itu karena motivasi hidupnya hanya berkutat pada pekerjaan dan dirinya sendiri. Liburan sejatinya mampu meningkatkan kebahagiaan sekaligus mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Apalagi, jika kita berlibur bersama keluarga, sahabat dan pasangan, tentu saja interaksi akan terjalin lebih erat.

Menurut survei yang dilakukan oleh U.S Travel Association, 6 dari 10 orang yang disurvei menyatakan perlu untuk berlibur untuk meningkatkan kebahagiaan hidupnya. Studi tersebut juga mengemukakan bahwa 86% karyawan yang melakukan liburan merasa lebih bahagia terhadap hidupnya, daripada 75% dari mereka yang tidak melakukan travelling.

3. Emosi Tidak Terkontrol

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun