Mohon tunggu...
Alfasrin
Alfasrin Mohon Tunggu... Lainnya - Unpredictable

XXIX! Purna Paskibraka Indonesia Provinsi Sumatera Barat 2018, Duta Anak Kota Sawahlunto dan Duta Anak Provinsi Sumatera Barat 2019, Penulis buku "Alfa" dan "Segmen-Segmen Kehidupan", Pemilik akun Instagram @manotebook

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Dua Puluh - Puisi Alfasrin

18 Desember 2020   18:16 Diperbarui: 19 Desember 2020   18:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tahun 2020 ini, aku ibaratkan seperti putri duyung.

Setengah tubuhnya manusia, selebihnya ikan dengan ekor tanpa insang.
Dia adalah perenang yang handal di lautan yang luas tanpa batas namun lemah di daratan tanpa ujung.

Sebagai seorang putri, ia adalah pewaris kekuatan terbesar di lautan.
Bisa mengendalikan semua makhluk lautan dalam khayalan bahkan nyata sekali pun.
Maka dari itu, duyung yang satu ini punya peran dalam masa yang akan datang.

Sayang sekali, putri duyung yang hampir menua malah terikat janji dengan seorang manusia, yap dia bajak laut.

Jika bulan dan matahari sebagai refleksi siang dan malam, maka putri duyung dan bajak laut adalah sinonimnya.

Putri duyung dan bajak laut berjanji akan mempersatukan dunia laut dan daratan.
Hampir-hampir berhasil.
Cukup lama juga berjuang.
Usahanya kandas, karena pantai.

Sebab pantai adalah tempat terindah menyaksikan antara matahari dan bulan berdekatan.
Saling mengganti makna dan cerita,
Gonta-ganti waktu dan peristiwa,
Hingga tak ada yang menyangka bahwa jarak antara Januari dan Desember hanyalah pantai.
Pantai yang membantu putri duyung dan bajak laut berjumpa hingga dongeng terasa nyata.

Gini, Dimas.

Ketika kita punya poin yang sama dengan orang lain, disaat itu kita ga punya warna.

Sama dengan Suka Duka 2020.

Tahun kabisat yang jarang-jarangnya ada 29 hari di bulan Februari, jangan kira itu berkah apa lagi musibah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun