Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Sederhana Menghindari Hedonisme

28 November 2022   12:07 Diperbarui: 28 November 2022   12:10 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hedonisme (Sumber : Merdeka)

Lagi dan lagi korban hedonisme semakin meningkat. Banyak orang yang menjadi korban gaya hidup mewah yang padahal tidak sesuai dengan kemampuan keuangannya. Ada yang suka membeli barang-barang mewah dengan harga fantastis seperti baju, tas, sepatu, atau kendaraan, suka nongkrong di cafe, gemar mentraktir, jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri, perawatan kecantikan, atau kebiasaan makan enak di luar secara berlebihan. Padahal secara finansial mereka tidak mampu untuk melakukan itu semua dan pada akhirnya mereka mengambil jalan pintas dengan berutang atau kredit, dan yang lebih parah korupsi.

Akibat dari gaya hidup mewah ini adalah semakin menumpuknya utang orang tersebut. Apalagi sekarang semakin banyak tawaran pinjaman online (pinjol) berseliweran di dunia maya dengan syarat mudah, praktis, dan simpel yaitu hanya menggunakan KTP saja dan pencairannya pun cepat. Selain utang, seringkali kita temukan kasus korupsi yang dilatarbelakangi hedonisme.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Hedonisme adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, "hedone" berarti kesenangan. Jadi hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Sifat hedonisme berarti berusaha menghindari hal-hal yang menyakitkan atau menyusahkan dengan memaksimalkan perasaan-perasaan menyenangkan.

Boleh saja sesekali kita menikmati kehidupan dengan kesenangan, anggap saja itu adalah self reward, asal masih wajar dan sesuai kemampuan. Ada beberapa tips agar kita tidak terjerumus pada hedonisme:

Hidup sederhana berarti hidup apa adanya. Seberapa pun banyak materi yang kita miliki, hidup sederhana adalah lebih baik. Dengan hidup sederhana, orang akan cenderung membeli barang sesuai dengan kebutuhannya dan tidak membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Orang yang hidup sederhana bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan berarti sesuatu yang harus dipenuhi, sedangkan keinginan hanya kemauan kita saja padahal sebenarnya kita tidak membutuhkannya. Tapi sayangnya tidak semua orang nyaman dengan kesederhanaan, karena terkadang hidup sederhana dianggap kurang mampu, dan bagi sebagian orang itu merupakan hal yang memalukan. Dipuja-puji dan dielu-elukan adalah yang mereka inginkan, dianggap mampu dan kaya, padahal kenyataannya tidak sesuai dan akhirnya menjerumuskan mereka pada hedonisme.

  • Menyadari Bahwa Hidup Tidak Selalu di Atas

Bisa jadi orang yang sekarang materinya berlebihan berada di atas, tetapi tidak menutup kemungkinan jika suatu saat keadaannya terbalik. Mereka berada di bawah dan tidak memiliki apa-apa. Karena kehidupan itu ibarat roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Dengan menyadari hal itu, bisa membuat kita untuk tidak bergaya hidup mewah sehingga terhindar dari hedonisme.

  • Membuat Rencana Keuangan

Kita perlu membuat rencana keuangan agar memiliki kondisi keuangan yang sehat, baik itu jangka pendek seperti membuat anggaran pengeluaran bulanan maupun jangka panjang seperti membeli rumah atau kendaraan, investasi, kesehatan, pendidikan, liburan, dan sebagainya. Dengan membuat perencanaan keuangan bisa membantu kita untuk membuat daftar prioritas kebutuhan. Perencanaan keuangan juga akan mengontrol setiap pos-pos anggaran yang tidak terlalu penting atau sifatnya dapat ditunda. Dengan membuat perencanaan keuangan akan menghindarkan kita dari lebih besar pasak daripada tiang serta hedonisme.

  • Selektif Memilih Teman

Bagaimana kita, termasuk gaya hidup kita dipengaruhi juga oleh lingkungan. Seperti kata pepatah, jika kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan mendapat bau harum darinya. Sebaliknya, jika kita dekat dengan pandai besi, kita akan mendapatkan bau yang tidak enak atau baju kita terbakar. Atau perumpamaan yang lain, jika kita ingin rajin menulis maka jadilah kompasianer dan carilah teman kompasianer, maka kita akan termotivasi untuk terus menulis. Jadi, jika kita tidak ingin terjerumus dalam hedonisme, maka hindari teman yang suka berfoya-foya dan bergaya hidup mewah. Tidak masalah kalau kita bukan termasuk kaum sosialita. Kita harus selektif saat memilih lingkaran pertemanan.

  • Menghindari Utang dan Cicilan

Seringkali utang dan cicilan termasuk di dalamnya penggunaan kartu kredit merupakan jalan pintas saat kita tidak punya uang. Kadang kita terlena dan terus tergiur untuk berbelanja hingga berhutang sana-sini atau kredit berbagai jenis barang agar apa yang diinginkan tercapai. Begitupun dengan kartu kredit, sebisa mungkin kita hindari penggunaan kartu tersebut karena kita akan dengan mudahnya menggesek untuk membeli sesuatu tanpa bisa mengontrol hingga tagihannya membludak. Sebisa mungkin kita hindari berhutang atau membeli barang dengan cicilan. Kalau kita ingin membeli sesuatu, tunggu sampai uang yang kita miliki cukup untuk membeli barang tersebut.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan agar terhindar dari hedonisme. Selain itu kita juga harus pandai mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, jika kita pandai bersyukur maka kita akan selalu merasa cukup dan bahagia. Sebaliknya, jika kita tidak bersyukur maka kita akan selalu merasa kurang, tidak cukup, dan tidak bahagia. Hedonisme adalah salah satu jenis gaya hidup paling tidak sehat, baik bagi mental maupun finansial kita. Bukankah yang berlebih-lebihan itu tidak baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun