Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hampa

22 November 2022   12:03 Diperbarui: 22 November 2022   12:05 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Sumber : Indozone)

Irama musik menggelegar
Penuhi tiap sudut bangunan
Hentakan kaki dan tepuk tangan
Serasi ikuti alunan musik
Warna-warni kostum hiasi pentas siang ini

Terlihat sosok wanita bermata sendu
Bergerak ikuti alunan musik dengan lincah
Tapi dia merasa sepi di tengah hingar-bingar pentas
Sejatinya, lawannya bukanlah orang lain
Tapi hatinya sendiri

Dia berusaha berdiri tegar
Di singgasana yang penuh kenangan
Tatapan matanya kosong
Karena yang ditatapnya hampa
Dia terus bergerak di antara puing-puing luka
Tak ada senyum
Karena yang ada hanya duka lara

Waktu terasa begitu lama baginya
Bagai berjalan di atas pecahan kaca
Hanya satu pintanya siang ini
Pentas segera usai
Agar kenangan itu juga sirna

Baca juga: Pelita dalam Kelam

Baca juga: Pentas Burung Gagak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun