Malam kesepuluh di bulan November
Purnama terangi semesta
Sirnakan kegelapan dan kelamnya malam
Di tengah hening kesunyian
Tapi tidak dengan hatiku
Yang berkecamuk dengan ketidakpastian
Pamit yang kau serukan sore tadi
Serupa badai yang menghantam pikiranku
Menenggelamkan seluruh asaku
Akankah kau biarkan biduk
Yang telah melewati separuh perjalanan itu
Terombang-ambing di antara hempasan ombak
Hingga karam di tengah lautan
Banyak tunas-tunas yang mulai tumbuh
Membutuhkan sentuhan tanganmu
Banyak raga yang menitipkan asanya padamu
Banyak tatapan mata yang menantikan langkahmu
Malam ini tak lagi kudekap erat mimpi-mimpi itu
Kubiarkan menggantung di awang-awang
Pintaku, pagi kan membangunkanku
Bersama mimpi-mimpi itu
Dan pamitmu hanya serupa desiran angin
Yang singgah sejenak lalu pergi
Tarakan, 11 November 2022