Mohon tunggu...
Fuad AlFarisi
Fuad AlFarisi Mohon Tunggu... Peternak - Sederhana itu bahagia, bahagia itu sederhana

Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Amankah Mengonsumsi Telur Infertil Hatched Egg (HE)?

16 Juli 2020   21:11 Diperbarui: 16 Juli 2020   23:20 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melarang peredaran telur ayam infertil atau biasa disebut di kalangan peternak dengan nama telur HE (hatched eggs). Kenyataan di lapangan, telur HE ini banyak dijual di pasar-pasar. Telur HE umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan (breeding) ayam broiler atau ayam pedaging, di mana telur yang tidak menetas atau sengaja tidak ditetaskan, seharusnya tidak dijual sebagai telur konsumsi di pasar. Telur HE bisa juga berasal dari telur fertil tetapi tidak ditetaskan oleh perusahaan breeding. Alasannya antara lain suplai anakan ayam DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Drh. I Ketut Diarmita menjelaskan, sebenarnya telur HE layak konsumsi namun telur ini lebih cepat membusuk karena berasal dari ayam betina yang sudah dibuahi pejantan. Prof. Dr. Ir. Niken Ulupi, MS. dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB menjelaskan bahwa telur infertil adalah telur yang tidak fertil atau tidak dapat ditetaskan yang dihasilkan tanpa proses pembuahan atau perkawinan. Telur tersebut tidak menggandung sperma pejantan sehingga disebut juga telur yang tidak fertil atau telur infertil.

Berdasarkan pembentukannya telur yang dihasilkan oleh ayam ada yang melalui proses perkawinan ada pula yang tidak dan proses pembentukan tersebut disebut juga proses hormonal. Ayam atau unggas jika cukup umur dan gizi yang diberikan cukup serta ayamnya sehat secara hormonal maka ayam atau unggas tersebut dapat menghasilkan telur.

Sebagian besar telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah telur dari ayam ras. Telur itu adalah telur yang tidak fertil yang juga disebut sebagai telur konsumsi. Sebab sesuai dengan tujuannya, telur ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi telur bagi masyarakat Indonesia.

Ciri-Ciri Telur Infertil HE

Warna dari telur infertil HE terlihat pucat dan tidak segar. Warna telur infertil HE ini jika disandingkan dengan telur segar maka akan terlihat perbedaan yang menonjol. Ciri telur HE warna kerabangnya coklat mengkilat. Sementara telur fertil yang dihasilkan dari industri pembibitan, warnanya coklat agak muda, lebih keputih-putihan dan warnanya agak keruh.

Menurut Corporate Chef Parador Hotels & Resorts Gatot Susanto, rasa telur infertil HE sudah tidak gurih lagi seperti telur konsumsi yang segar. Selain itu bagian kuning telur sudah bercampur dengan putih telur. Telur akan cenderung cair dan tidak memiliki lendir yang kental seperti telur segar.

Mengkonsumsi telur infertil HE sebenarnya tidak berbahaya, selagi telur masih dalam keadaan segar dan belum membusuk. Jika dibandingkan dengan telur biasa pun, kandungan gizi akan sama, karena keduanya memiliki kandungan protein yang tinggi. Hal yang membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya sperma di dalamnya.

Telur ayam infertil HE juga mengandung lemak dan berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, B, D, dan E. Telur ayam infertil HE juga mengandung berbagai mineral baik untuk tubuh, seperti zat besi, fosfor, selenium, dan asam amino lengkap. Hal tersebut membuat telur infertil HE aman dikonsumsi selagi masih segar dan bebas bakteri. Perbedaannya adalah telur infertil HE lebih cepat membusuk dibandingkan dengan telur infertil dari ayam ras yang dihasilkan tanpa melalui proses pembuahan.

Pemerintah mengeluarkan larangan dalam memperjualbelikan telur infertil HE. Hal tersebut diatur melalui Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Melalui peraturan tersebut para pengelola usaha dilarang untuk memperjualbelikan telur HE untuk dikonsumsi secara umum karena dikhawatirkan bahayanya.

Telur yang cepat membusuk, membuat telur infertil HE tak bisa diperdagangkan di pasar mengingat distribusi telur yang bisa sampai berhari-hari hingga sampai ke tangan konsumen. Telur HE harus segera dikonsumsi tak lebih dari seminggu setelah keluar dari perusahaan pembibitan atau integrator. Pertimbangan lain adalah peredaran telur infertil HE ke pasar akan mengganggu harga telur konsumsi yang diproduksi peternak ayam layer dikarenakan harga telur infertil HE jauh lebih murah dibanding telur ayam ras.

Sumber :

money.kompas.com

msn.com

halodoc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun