Mohon tunggu...
Alfa Riezie
Alfa Riezie Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang yang suka ihi uhu

Muhammad Alfariezie, nama yang memiliki arti sebagai Kesatria Paling Mulia. Semua itu sudah ada yang mengatur. Siapakah dan di manakah sesuatu itu? Di dalam perasaan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mereka ke Bumi Lantaran Kasih Sayang yang Bersemi

7 Februari 2021   00:12 Diperbarui: 7 Februari 2021   00:26 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image By Muhammad Alfariezie


Bayi kembar telah lahir dari rahimku ketika bulan dan bintang bermesraan. Mereka ke bumi lantaran kasih sayang yang sempat bersemi antara aku dan suamiku saat malam mengembangkan keindahan dan kala pagi menumbuhkan keasrian.

Dia memeluk dan menciumku seperti butir-butir air yang menyentuh daun-daun kala dini hari dan saat pagi. Tulus, aku menerima kasih sayang suami yang tampan dan penuh perhatian.

Keindahan itu sirna saat aku mengandung anak kami. Suamiku lebih tertarik menikmati hari bersama pacar yang notabene adalah anak bosnya, yang bekerja sebagai direktur marketing.

Aku tahu hubungan mereka ketika tak sengaja memergoki suami yang sedang bermesraan dengan pacarnya di salah satu restoran yang terletak di dalam pusat perbelanjaan modern. Kala itu, aku usai membeli perlengkapan bayi karena waktu kelahiran yang sudah mendekat. Tiba-tiba saja, perutku lapar saat melihat menu makanan yang terpampang di dinding restoran.

Belum sempat makananku di antar oleh pelayan, pandangan ini tertuju ke salah satu meja. Jantungku berdegup kencang dan napasku tersengal. Perasaan ini sangat was-was karena melihat suapan suamiku untuk perempuan berambut pirang, berpakaian tanpa lengan dan bermake tebal.

"Apa-apaan ini mas? Siapa dia? Tega ya kamu mas. Tadi, aku meminta kamu mengantar untuk membeli perlengkapan bayi kita. Tapi, apa jawabmu? Mas bilang tidak bisa menemani lantaran rapat kerja yang tidak bisa ditinggalkan!" Marahku kepada suami yang terkaget dan langsung berdiri menggenggam lenganku.

"Apa-apaan sih kamu. Kamu punya malu sedikit dong! Ini kan tempat umum. Kamu tahu siapa dia? Dia anak bos perusahaan. Kita baru saja selesai rapat. Mending, sekarang kamu pulang. Jangan berpikiran macam-macam," bisik suamiku yang wajahnya memerah lantaran kesal dan tak menerima kehadiran cemburuku.

"Apa kamu bilang? Menyuruhku pulang sendiri? Sedangkan kamu tetap bersama perempuan ini? Kamu berubah mas," ujarku seraya melepas telunjuk yang menunjuk pacar suamiku kemudian pergi meninggalkan mereka.

Menurut beberapa orang, suami akan lebih mencintai istri ketika melihat perut yang membesar lantaran tumbuh buah cintanya. Suami akan selalu mengelus-ngelus perut gendut istri ketika sebelum kerja dan saat pulang kerja hingga kala ingin menikmati mimpi.

Tanganku sendirilah yang mengelus perut buncit ini. Saat pulang kerja, jangankan mengelus perut ini atau sekadar mencium keningku. Suamiku langsung tidur setelah aku melepas sepatunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun